SuaraKaltim.id - Buat traveler yang suka bermain dengan alam , liburan akhir pekan semakin seru jika digunakan untuk wisata ke pedalaman Kutai Kartanegara (Kukar). Selain murah, tempatnya tak kalah menarik dari tempat-tempat wisata lain yang ada di Kalimantan Timur (Kaltim).
Desa Muara Enggelam namanya. Terletak di Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kukar, desa ini berada di tengah-tengah Danau Melintang.
Tak memiliki daratan sama sekali, desa ini dikelilingi rawa gambut dengan potensi air bersih yang jernih. Rumah-rumah warga berada di atas air, menambah kesan kearifan lokal Kutai Pehuluan.
Kepala Desa Muara Wis, Jauhar menerangkan, Muara Enggelam merupakan desa wisata air. Sejak menjadi pemenang lomba Festival Gapura Cinta Negeri 2019 lalu, Muara Enggelam mendadak digeluti pelancong untuk liburan akhir pekan.
Baca Juga: Ups! Ikon Universal yang Instagramable Ini Diprotes Warganet
“Kami sedang berupaya mengenalkan desa kami pada masyarakat. Tidak hanya Kaltim, tapi juga Indonesia,” katanya, Jumat (11/9/2020).
Dijelaskan dia, tradisi lokal Desa Muara Enggelam masih menggunakan tradisi Kutai pada zaman dahulu. Meski tidak memiliki daratan, namun desa ini memiliki jembatan dan kendaraan khusus untuk bertandang ke rumah tetangga.
“Dari satu rumah ke rumah lain dibangun jembatan, tapi kalau mau lebih terasa kearifan lokalnmya bisa jalan-jalan pakai ces atau perahu kecil. Bagi yang sudah pernah ke Muara Enggelam, pasti merasakan kearifan lokal di sini,” sebutnya.
Untuk menuju desa tersebut, wisatawan dapat menggunakan dua rute perjalanan. Pilihannya ada dua, yakni Kota Bangun atau Muara Muntai.
Jika ingin melewati Kecamatan Kota Bangun, membutuhkan waktu sekira dua jam menggunakan mobil, menuju Kota Bangun dari Kota Tenggarong. Setelah itu naik perahu selama 2 jam, menuju Muara Enggelam.
Baca Juga: Gubug Serut, Destinasi Wisata Air Baru di Dekat Kota Semarang
Kedua, melewati Kecamatan Muara Muntai. Dari Kota Tenggarong menuju Muara Muntai membutuhkan waktu sekira tiga jam. Kebanyakan, wisatawan yang menggunakan jalur ini akan setop di Desa Kuyung atau Oloy. Dari desa tersebut, kemudian naik perahu ke Muara Enggelam sekira satu jam.
“Total waktu perjalanan itu bisa lebih lama, tergantung situasi jalan. Kalau banyak istirahat atau pas bertemu gelombang besar di Desa Kenohan biasanya akan lama. Atau juga ketika air tuhur (surut) perahu jadi kandas,” jelasnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
- Berapa Harga Sepatu Hoka Asli 2025? Cek Daftar Lengkap Model & Kisaran Harganya
Pilihan
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
-
6 Pilihan Sepatu Lari Hitam-Putih: Sehat Bergaya, Terbaik untuk Pria dan Wanita
-
Pak Erick Thohir Wajib Tahu! Liga Putri Taiwan Cuma Diikuti 6 Tim
-
5 Rekomendasi Tas Sekolah Terbaik, Anti Air dan Tali Empuk Hindari Pegal
-
4 Rekomendasi HP Infinix Murah dengan NFC Terbaru Juli 2025
Terkini
-
Klaim 5 Saldo Dana Kaget Ratusan Ribu, Modal Buka Puasa Asyura Makin Berkah!
-
10 Link DANA Kaget Terbaru, Buka Amplopnya Segera Sebelum Kehabisan
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
-
8 Sepatu Running untuk Pria dan Wanita, Berikan Kenyamanan Ekstra Hindari Cedera
-
Buruan Klaim 8 Link DANA Kaget Terbaru, Jangan sampai Kehabisan!