Scroll untuk membaca artikel
Yovanda Noni
Selasa, 20 Oktober 2020 | 18:47 WIB
Wabah Norovirus tengah menyerang Kanada dan California. (Shutterstock)

SuaraKaltim.id - Tidak hanya Covid-19, ternyata di Indonesia juga ada Norovirus.

Virus ini bukan virus baru, namun baru-baru ini otoritas Kesehatan China menyampaikan terjadi kejadian luar biasa (KLB) baru yang disebabkan oleh norovirus.

Spesialis penyakit dalam konsultan Gastroenterologi Hepatologi, Prof Dr. dr Ari Fahrial Syam, SpPD(K) MMB, FINASIM, FACP menjelaskan bahwa Norovirus menjadi salah satu penyebab utama infeksi usus akut (gastroenteritis) di seluruh dunia.

Termasuk di Indonesia, virus ini pernah ditemukan sebanyak 15,5 persen dari 91 sampel fases pada penelitian internasional dari Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga.

Baca Juga: Apa Itu Norovirus: Penyebab, Gejala, Penularan dan Cara Mengatasinya

"Salah satu yang baru saja di publikasi di Jurnal of Medical Virology pada Mei 2020 yang dilaporkan oleh Dr.Juniastuti, dan kawan-kawan dari Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga, melaporkan bahwa dari 91 sampel feses yang diperiksa ternyata 14 sampel atau 15,4 persen mengandung Norovirus," katanya melalui whatsaap, Senin (19/10/2020).

Disebutkan dia, penularan virus ini melalui makanan atau food borne.

Jika tertular, maka penderita akan menampakkan gejala umum. Gejala klinis muncul akibat virus ini bisa terjadi dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar.

Seperti demam, nyeri perut, diare, mual dan muntah. Gejala klinis ini juga muncul pada KLB Norovirus yang terjadi di China, tepatnya di Provinsi Shanxi.

"Kejadian luar biasa bisa terjadi jika ada makanan yang tercemar oleh virus ini," terang Prof Ari yang juga merupakan Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Baca Juga: Belum Ada Pengobatan Norovirus, Apa yang Harus Dilakukan saat Terinfeksi?

Load More