SuaraKaltim.id - Sebuah kisah inspiratif datang dari seorang pemuda bernama Dedy Ibrahim, Warga Muara Muntai Ilir, di pedalaman Kutai Kartanegara (Kukar).
Demi membangun desa, Dedy rela meninggalkan Ibu Kota Kalimantan Timur (Kaltim), Kota Samarinda.
Dia kemudian memutuskan menjadi warga Desa Muara Muntai Ilir dan menjadi Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Cabir Bersinar, Muara Muntai Ilir.
Berawal dari KIM, Dedy ingin mengenalkan potensi di Muara Muntai. Meski minimnya fasilitas, Dedy tak lantas berkecil hati.
Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah Ikrar dan Kata-kata Sumpah Pemuda
Dia kemudian menggalang pemuda-pemudi Muara Muntai Ilir, untuk sama-sama membangun desa.
“Buat saya, Muara Muntai adalah tempat yang nyaman. Di sini saya bisa melakukan apa saja, saya ingin membuat desa ini terkenal. Walau kecil dan sedanya, tapi kami ingin membuat terobosan yang luar bisa,” kata Dedy (28/10/2020).
Bersama Pemerintah Desa dan Pemuda Karang Taruna, Dedy mengumpulkan beragam informasi mengenai Muara Muntai. Mulai dari Sejarah, Pariwisata, Keagamaan, Pendidikan hingga Tradisi Betulungan yang melegenda.
Dedy menegaskan KIM Muara Muntai akan mengenalkan Muara Muntai Ilir menjadi desa wisata yang menasional.
“Banyak yang belum tahu kalau Muara Muntai memiliki potensi pariwisata yang besar. Dibantu Diskominfo Kukar, kami diberi pelatihan tentang tata cara menginformasikan desa,” ujarnya.
Baca Juga: Pesan Khusus Ketua KPK Firli Bahuri Bagi Muda Mudi di Hari Sumpah Pemuda
Dedy menyebut, kampung yang dulunya sepi dan tak bergeliat akan menjadi ramai setelah pemuda-pemudinya bangkit.
Setiap hari, di Muara Muntai mengedepankan tradisi turun-temurun yakni betulungan atau gotong-royong. Kerukunan warga Desa Muara Muntai adalah kearifan lokal masyarakat Suku Kutai, yang diajarkan pada zaman kerajaan Kutai terdahulu.
“Suku Kutai terkenal dengan kebersamaannya. Betulungan dalam segala hal, mulai dari pembangunan hingga acara makan-makan. Tradisi ini sudah ada sejak zaman kerajaan. Muara Muntai Ilir ini, adalah kawasan persinggahan raja-raja Kutai dulu. Sehingga, ada tradisi yang tak boleh hilang,” sebutnya.
Dijelaskan dia, tradisi kebudayaan Suku Kutai sangat bernilai tinggi. Pemerintah Kabupaten Kukar menekankan pada setiap desa untukmenjadi daerah tujuan wisata yang dikenal dengan berbagai peninggalan budaya.
Tidak hanya sejarah, tapi juga tradisi kearifan lokal para leluhur dari Kerajaan Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
“Semua desa di Kukar mengedepankan tradisi dalam menjaga kearifan lokal. Muara Muntai Ilir tidak boleh ketinggalan. Jika zaman sudah modern, maka kami juga akan mengenalkan kearifan lokal kami dengan cara yang modernisasi. Kami menggunakan internet sebagai media pengenalan adat dan tradisi Muara Muntai Ilir,” ungkapnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pemain Keturunan Ambon Rp 34,8 Miliar Eligible OTW Ronde 4, Jadi Pelapis Jay Idzes
Pilihan
-
8 Celana Dalam Wanita Terbaik, Nyaman dan Bagus Buat Emak-emak!
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
-
BREAKING NEWS! Daftar 30 Pemain Timnas Indonesia U-23 untuk TC di Jakarta
Terkini
-
Jaga IKN dari Karhutla, Satgas PPU Intensifkan Pemantauan Titik Panas
-
6 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik dan Nyaman Buat Sehari-hari, Mulai Rp 50 Ribuan!
-
Demi Kota Lebih Tertib, Balikpapan Ubah Sistem Parkir Jadi Serba Digital
-
Ambulans Tak Bisa Jalan 24 Jam, Warga Sungai Siring Terancam Tanpa Layanan Darurat
-
DANA Kaget Hadir Lagi! Dapat Saldo Gratis Hingga Rp777 Ribu Hari Ini