Scroll untuk membaca artikel
Yovanda Noni
Rabu, 28 Oktober 2020 | 10:03 WIB
Dedy, kerap ikut bermain permainan tradisional bersama anak-anak di Muara Muntai Ilir. (Foto : Istimewa)

SuaraKaltim.id - Sebuah kisah inspiratif datang dari seorang pemuda bernama Dedy Ibrahim, Warga Muara Muntai Ilir, di pedalaman Kutai Kartanegara (Kukar).

Demi membangun desa, Dedy rela meninggalkan Ibu Kota Kalimantan Timur (Kaltim), Kota Samarinda.

Dia kemudian memutuskan menjadi warga Desa Muara Muntai Ilir dan menjadi Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Cabir Bersinar, Muara Muntai Ilir.

Berawal dari KIM, Dedy ingin mengenalkan potensi di Muara Muntai. Meski minimnya fasilitas, Dedy tak lantas berkecil hati.

Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah Ikrar dan Kata-kata Sumpah Pemuda

Dia kemudian menggalang pemuda-pemudi Muara Muntai Ilir, untuk sama-sama membangun desa.

Pemuda-pemudi Muara Muntai (foto: Istimewa)

“Buat saya, Muara Muntai adalah tempat yang nyaman. Di sini saya bisa melakukan apa saja, saya ingin membuat desa ini terkenal. Walau kecil dan sedanya, tapi kami ingin membuat terobosan yang luar bisa,” kata Dedy (28/10/2020).

Bersama Pemerintah Desa dan Pemuda Karang Taruna, Dedy mengumpulkan beragam informasi mengenai Muara Muntai. Mulai dari Sejarah, Pariwisata, Keagamaan, Pendidikan hingga Tradisi Betulungan yang melegenda.

Dedy menegaskan KIM Muara Muntai akan mengenalkan Muara Muntai Ilir menjadi desa wisata yang menasional.

“Banyak yang belum tahu kalau Muara Muntai memiliki potensi pariwisata yang besar. Dibantu Diskominfo Kukar, kami diberi pelatihan tentang tata cara menginformasikan desa,” ujarnya.

Baca Juga: Pesan Khusus Ketua KPK Firli Bahuri Bagi Muda Mudi di Hari Sumpah Pemuda

Dedy menyebut, kampung yang dulunya sepi dan tak bergeliat akan menjadi ramai setelah pemuda-pemudinya bangkit.

Setiap hari, di Muara Muntai mengedepankan tradisi turun-temurun yakni betulungan atau gotong-royong. Kerukunan warga Desa Muara Muntai adalah kearifan lokal masyarakat Suku Kutai, yang diajarkan pada zaman kerajaan Kutai terdahulu.

“Suku Kutai terkenal dengan kebersamaannya. Betulungan dalam segala hal, mulai dari pembangunan hingga acara makan-makan. Tradisi ini sudah ada sejak zaman kerajaan. Muara Muntai Ilir ini, adalah kawasan persinggahan raja-raja Kutai dulu. Sehingga, ada tradisi yang tak boleh hilang,” sebutnya.

Dijelaskan dia, tradisi kebudayaan Suku Kutai sangat bernilai tinggi. Pemerintah Kabupaten Kukar menekankan pada setiap desa untukmenjadi daerah tujuan wisata yang dikenal dengan berbagai peninggalan budaya.

Tidak hanya sejarah, tapi juga tradisi kearifan lokal para leluhur dari Kerajaan Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

“Semua desa di Kukar mengedepankan tradisi dalam menjaga kearifan lokal. Muara Muntai Ilir tidak boleh ketinggalan. Jika zaman sudah modern, maka kami juga akan mengenalkan kearifan lokal kami dengan cara yang modernisasi. Kami menggunakan internet sebagai media pengenalan adat dan tradisi Muara Muntai Ilir,” ungkapnya.

Selain pariwisata, Muara Muntai juga memiliki produk UMKM unggulan. Masyarakat Muara Muntai Ilir membuat usaha krupuk belida dan krupuk bumbu yang sudah disebar ke berbagai mini market se- kabupaten/kota di Kaltim.

“UMKM kerupuk buatan Muara Muntai boleh diuji rasanya. Kelezatan ikan Muara Muntai kental menggugah selera. Apalagi kalau dimakan dengan nasi panas dan sambal khas Kutai,” imbuhnya seraya tertawa.

Selanjutnya, lanjut dia, pemuda Muara Muntai akan bersinergi bersama Bumdes dan Pemerintah Desa membangun rumah rakit.

Nantinya, wisata rumah rakit ini akan disajikan dalam bentuk paket wisata lengkap di Muara Muntai Ilir. Tidak hanya itu, lanjut dia, pihaknya juga akan mengenalkan spot wisata Batu Bumbun dan wilayah konservasi hutan dan sungai.

“Kami akan membuat rumah rakit yang bisa dijadikan tujuan wisata sungai di Muara Muntai. Nantinya wisata di Muara Muntai bisa digunakan untuk tujuan liburan atau acara gathering,” pungkasnya.

Load More