SuaraKaltim.id - Kekambuhan kanker adalah sesuatu yang umum terjadi. Namun, baru-baru ini peneliti di Inggris menemukan bahwa pasien kanker anak sangat mungkin mengalami kekambuhan ketika dewasa. Hasil studi ini diharapkan dapat membantu dokter menyesuaikan pengobatan pada setiap anak serta meningkatkan prognosis mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Newcastle, Inggris, menunjukkan bahwa para ahli sekarang dapat mengidentifikasi waktu, sifat, dan hasil medulloblastoma kambuh dengan menggunakan biologi penyakit saat diagnosis termasuk terapi awal yang diterima.
Medulloblastoma adalah tumor otak ganas yang paling umum di antara anak-anak. Kekambuhannya mengikuti pengobatan awal yang melibatkan pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, yang semuanya bisa menjadi prognosis yang buruk bagi setiap anak.
Menurut para ahli, sekitar 250 hingga 500 anak didiagnosis dengan medulloblastoma setiap tahun dan sebagian besar berusia di bawah 16 tahun.
Itulah sebabnya, penelitian Newcastle mengidentifikasi pasien mana yang paling berisiko terhadap penyakit dan juga memberikan kemampuan untuk menyempurnakan pengobatan.
Para peneliti memantau 247 pasien muda di seluruh dunia yang pernah mengalami medulloblastoma kambuh untuk penelitian tersebut.
Temuan studi ini dapat segera diterapkan di klinik medis untuk membantu dalam pemantauan penyakit, keputusan pengobatan lanjutan, dan meningkatkan kualitas hidup anak setelah kambuh.
Hal ini diharapkan dapat mengembangkan pengobatan lebih lanjut untuk pasien yang didiagnosis dengan medulloblastoma dan meningkatkan hasil klinis mereka.
"Studi ini memungkinkan kami untuk melakukan pengawasan penyakit yang diarahkan secara biologi setelah pengobatan awal. Dengan kata lain, untuk mengumpulkan dan menganalisis sejumlah besar data tentang tumor pasien, mencari jenis kambuh tertentu pada kelompok pasien tertentu," kata Profesor Steve Clifford, Direktur Pusat Kanker Universitas Newcastle dan pemimpin penelitian dikutip dari Asia One.
Baca Juga: Support Mental Pasien Kanker, Anak Ini Potong Rambut Panjangnya
Dia juga menguraikan tentang bagaimana temuan mereka sekarang dapat memprediksi perjalanan penyakit setelah kambuh dan perawatan yang disesuaikan. Juga memungkinkan dokter memiliki pendekatan yang lebih personal terhadap pasien mereka berdasarkan penyakit masing-masing.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Hetifah Tekankan Pentingnya Satgas Anti-Kekerasan di Perguruan Tinggi
-
Hilirisasi Mineral dan Batubara Jadi Fokus Laporan Bahlil ke Prabowo
-
Bahlil Lahadalia Santai Tanggapi Teguran Menteri oleh Presiden Prabowo
-
Teddy Indra Wijaya Dinilai Jadi Penghubung Kunci antara Presiden dan Rakyat
-
Dua Sosok yang Paling Disorot di Kabinet Prabowo: Purbaya dan Teddy