SuaraKaltim.id - Era kendaraan listrik disambut dengan pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) pada Jumat (26/3/2021).
Hal tersebut, kata Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bukti Indonesia tak ingin tertinggal lagi dengan tren industry global.
IBC atau Industri Baterai Indonesia merupakan konsorsium yang akan bertanggung jawab atas produksi baterai kendaraan listrik di Tanah Air. Konsorsium ini terdiri dari beberapa BUMN, yakni MIND ID, PT PLN, PT Pertamina, dan PT Antam Tbk.
"Pak Presiden bilang tahun 80an itu industri kayu telat, minyak telat dan ini alhamdilillah justru kita memanfaatkan momentum dengan perubahan EV batery ini yang berbasis nikel kita ambil langkah berani. Kita engga mau kalah sama negara besar lain. Kita bisa jadi pemain global," kata Erick.
Erick Thohir optimis, kehadiran IBC jadi momen penting Indonesia menyambut perkembangan industri otomotif dunia, yakni peralihan dari kendaraan berbahan bakar minyak ke mesin bertenaga listrik dari baterai.
"Hari ini kita punya perusahaan. Kerjanya belum selesai karena baru kertas doang. Tapi implementasi ini bisa terbukti di 2022-2023 hasil produksinya sendiri. Insy Allah saya rasa niat baik kita ini bisa jadi legacy dan untuk pemerintahan indonesia ke depan," pungkas dia.
Target 140 GwH
Total kapasitas baterai yang dihasilkan IBC diharap mencapai 140 GwH pada tahun 2030. Hal itu diungkapkan Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury.
"Bagaimana total kapasitasnya? Indonesia ingin memiliki suatu hari nanti total kapasitas baterai yang dihasilkan sekitar 140 GWh pada tahun 2030. Sekitar 50 GWh dari produksi battery cell ini mungkin nanti akan diekspor sedangkan sisanya diharapkan bisa digunakan di industri baterai yang nanti akan digunakan memproduksi kendaraan listrik yang ada di Indonesia," ujar Pahala dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/3/2021).
Menurut Pahala, pada tahap pertama diharapkan IBC akan memproduksi baterai dengan kapasitas antara 10 sampai dengan 30 GWh. Seiring perkembangan, dengan jumlah mitra yang dimiliki, diharapkan total kapasitas baterai yang diproduksi oleh IBC bisa terus ditingkatkan.
Wamen BUMN itu mengungkapkan hal yang ingin dilakukan melalui pembentukan IBC ini adalah Indonesia bisa memiliki sebuah industri baterai yang terintegrasi.
Indonesia tidak membangun satu pabrik saja, tetapi terlibat dalam penambangan material, smelter nikel, memproduksi precursor-nya hingga battery cell. Bahkan Indonesia juga akan memiliki juga energy storage, stabiliser, dan industri daur ulang baterai.
Sumber: Suara.com
Berita Terkait
-
IBC Ditargetkan Produksi Baterai Setotal 140 GwH pada 2030
-
Resmikan IBC, Erick dan Luhut Akan ke AS dan Jepang untuk Cari Mitra
-
Resmikan Indonesia Battery, Erick Thohir: Indonesia Tak Telat Lagi
-
Erick Thohir: Indonesia Battery Corporation Jadikan Indonesia Pemain Global
-
Xiaomi Akan Produksi Mobil Listrik
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Wamendagri Dorong Kepala Daerah Bangun Ekosistem Inovasi Berbasis Riset
-
DPR Dukung Pemerataan Jalan di Kaltim, Dorong Akses Mudah Menuju IKN
-
TNI AU Naik Kelas, A400M Bawa Indonesia ke Liga Mobilitas Strategis Regional
-
Gibran Dorong Percepatan Pembangunan Papua Lewat Dua Lembaga Khusus
-
Cak Imin: Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan Dimulai Akhir Tahun Ini