SuaraKaltim.id - Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkhawatirkan suatu hal. Hal mereka khawatirkan tak lain ialah keberlangsungan hidup ribuan bekantan di Teluk Balikpapan.
Kekhawatiran itu timbul karena, sumber pakan utama dari tumbuhan mangrove jenis perepat (Sonneratia alba) sudah banyak yang mati. Rasa khawatir itu disampaikan Peneliti Satwa BRIN Tri Atmoko.
"Dalam beberapa pekan terakhir ada ratusan pohon perepat di Teluk Balikpapan yang mengering dan kemudian mati, padahal daun pohon ini merupakan makanan utama bekantan," ujarnya, melansir dari ANTARA, Sabtu (23/4/2022).
Matinya ratusan pohon di kawasan Somber, Teluk Balikpapan tersebut, karena proses alami atau pengaruh usia. Kemudian, secara alami pohon ini akan digantikan dengan mangrove jenis lainnya, seperti Avicennia dan Rhizophora.
Namun, katanya, 2 jenis mangrove ini bukan makanan pokok bagi bekantan. Sehingga, ia mengkhawatirkan bekantan akan masuk ke perkebunan warga untuk mencari makan. Bahkan, bisa jadi masuk hingga ke pemukiman warga. Jika sudah masuk ke perkampungan atau perkebunan warga, potensi bentrok dengan warga menjadi hal yang sulit dihindarkan. Karena, bisa jadi ada warga yang menganggap bahwa bekantan adalah hama yang harus disingkirkan.
Untuk itu, ia menyarankan pemerintah setempat, baik Pemkot Balikpapan maupun Pemkab Penajam Paser Utara dan pihak lain yang peduli terhadap keberlangsungan hidup bekantan, bisa bersama-sama melindungi kawasan hutan di kawasan darat atau di belakang hutan mangrove.
Hal ini perlu dilakukan, karena hutan di belakang mangrove ditumbuhi aneka jenis pohon yang bisa menjadi makanan bekantan, tujuannya agar bekantan tetap lestari dan kawasan hutan juga tetap terjaga, bekantan juga tidak merambah ke pemukiman penduduk.
Cara lainnya adalah dengan melakukan penanaman mangrove jenis perepat, sehingga beberapa kawasan yang saat ini masih ditumbuhi perepat yang beberapa tahun lagi akan mati karena usia, sudah ada pengganti dari penanaman yang dilakukan saat ini.
"Selama ini banyak pecinta lingkungan yang melakukan penanaman mangrove di kawasan Teluk Balikpapan, tapi yang ditanam, antara lain jenis avicennia dan rhizophora, karena bibit ini mudah dicari, padahal ini bukan makanan utama bekantan," tandasnya.
Baca Juga: Anggrek Kantung Terancam Punah di Indonesia, BRIN: Habitatnya Semakin Sempit
Berita Terkait
-
Rencana Pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan Ancam Habitat Macan Tutul dan Timbulkan Masalah Sosial
-
Satu Anakan Bekantan Ditemukan Tewas dalam Upaya Penyelundupan yang Dilakukan Sopir Truk Ekspedisi di Surabaya
-
Sedih, 25.000 Bekantan Kalimantan Terancam Punah, Peneliti Sebut Karena Perburuan dan Kerusakan Habitat
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
BMKG: Pasang Laut Maksimum di Kaltim Terjadi 2130 Oktober, Jangan Abai Peringatan!
-
Zakat Jadi Penopang Sosial Baru di Wilayah Penyangga IKN
-
Internet Gratis Menyapa Pelosok Kukar, Kaltim Percepat Akses Digital Desa
-
Masjid Banyak Belum Bersertipikat, Pemerintah Waspadai Potensi Konflik Lahan di Kaltim
-
Wilayah Penyangga IKN Bidik Zona Hijau Malaria pada 2026