Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 24 Mei 2022 | 18:05 WIB
Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, Heria Prisni. [Inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Tak bisa dipungkiri pasokan daging sapi di Kota Balikpapan masih banyak didatangkan dari luar daerah. Sementara saat ini masih terjadi penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah asal pasokan sapi. Yakni Pulau Jawa.

Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, Heria Prisni mengatakan, untuk saat ini pasokan sapi di Balikpapan hanya ada 1.100 ekor. Sedangkan untuk keperluannya, Balikpapan membutuhkan 3.050 ekor.

“Jadi untuk sapi kita ada kekurangan 1.950 ekor sapi. Biasanya kita datangkan dari Jawa Timur dan Sulawesi, namun sekarang untuk jawa timur sudah di lockdown karena ada terpapar PMK,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Selasa (24/5/2022).

Dia menyebut, untuk saat ini sapi dari Sulawesi sudah dibuka, namun sebelum masuk ke Balikpapan di karantina terlebih dahulu selama 14 hari di daerah asal.

Baca Juga: Lima Sapi Milik Warga Desa Pasir Jaya Rokan Hulu Terpapar PMK

Lebih lanjut, setelah dinyatakan sehat baru diperbolehkan masuk ke Balikpapan. Kemudian, sampai di Balikpapan dikarantina lagi sekitar 4 hari sebelum ke pemotongan.

“Sedangkan sapi dari Kasel, Kalteng, Aceh,  Jawa Timur,  NTB, Jabar dan Jateng  tidak boleh sama sekali karena disana sudah ditemukan PMK,” akunya.

Dia menambahkan, karena sapi ini didatangkan oleh pihak swasta kemungkinan harga sapi akan naik. Karena perlu biaya tambahan karantina 14 hari di daerah asal, kemudian di Balikpapan karantina 4 hari.

“Kita sudah koordinasikan lahan punya Balai Karantina ada di Km 13 Karang Joang yang akan dipusatkan disana untuk hewan ternak yang datang dari luar daerah untuk dikarantina,” jelasnya. 

“Untuk Kapasitas belum tahu bisa menampung berapa, hanya saja lahan yang disiapkan 2 hektar,” tambahnya.

Baca Juga: Tiap Hari Kasus Covid-19 Diklaim Menurun di Balikpapan, DKK Berharap Pemakaian Masker di Dalam Ruangan Tetap Berlaku

Katanya, pihaknya sudah meninjau beberapa peternakan yang ada di Balikpapan dan penyakit PMK bisa dilihat dari segi fisiknya seperti suhu tubuh yang sampai 41 derajat celcius tapi tidak ditemukan, adanya sariawan juga tidak ditemukan, pada bagian kuku ada luka.

“Tapi kalau ketemu itu kami minta petani harus rajin memberi makan langsung ke sapinya, karena sapi gak akan mau makan sendiri,  ternasuk pemberian vitamin tapi selama dua minggu ini tidak ditemukan PMK di Balikpapan,” tutupnya.

Load More