SuaraKaltim.id - Pada 2000 kisah pilu dialami Guntur Armani. Kejadian itu masih melekat dalam memori ingatannya. Bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) yang memang penuh risiko. Kecelakaan kerja dialaminya. Lengan kirinya tergiling mesin kapal.
Semenjak itu dia menjalani hidup berbeda. Hanya saja tak mematahkan semangat Guntur untuk menekuni olahraga renang yang memang dia geluti sejak lama. Maklum, dia tinggal di pesisir, Kelurahan Manggar Balikpapan Timur. Dengan memanfaatkan pantai Manggar sebagai arena latihannya.
"Alasan saya jadi atlet renang karena saya punya dasar renang. Saya anak nelayan, pikir saya harus bisa untuk dikembangkan," ungkap Guntur, Selasa (2/8/2022).
Keberuntungan rupanya berpihak pada Guntur. Kekurangan justru menjadikan ia punya semangat hidup. Mencoba peruntungan sebagai atlet difabel jadi pilihannya. Semangatnya menggelora hingga medali emas pun dia terima.
Terbaru dia mempersembahkan satu medali emas, dan satu perak pada ajang ASEAN ParaGames 2022 yang berlangsung di Semarang, Jawa Tengah. Masing-masing nomor 100 meter gaya dada mendapatkan perak, dan estafet 4x100 gaya bebas raih emas.
Pada nomor 100 meter gaya dada, Guntur mencatatkan waktu 1 menit 23 detik. Sedangkan nomor estafet 4x100 gaya bebas mencatatkan waktu 4 menit 20 detik. Sekaligus memecahkan rekor atas namanya sendiri di ajang yang sama edisi sebelumnya yakni 4 menit 26 detik.
"Saya di target dua emas, semoga bisa tercapai. Mohon doa dan dukungannya agar bisa dapat dua emas," kata Guntur.
Hanya saja Guntur masih kecewa lantaran tak ada perhatian dari induk organisasi olahraga difabel, National Paralimpik Committee (NPC) Kaltim. Menurutnya apa yang dipersembahkan saat ini merupakan kerja keras dirinya tampa ada dukungan dari NPC Kaltim maupun kota.
"Tidak pernah dapat perhatian dari NPC provinsi berupa bonus. Perhatian ke atlet tingkat internasional, tidak pernah ada perhatian seperti bonus," ungkap atlet 39 tahun itu.
Baca Juga: Trio Atlet Lempar F41 Bertekad Harumkan Nama Indonesia di Pentas yang Lebih Tinggi
Padahal menurut Guntur, atlet sangat membutuhkan asupan nutrisi seperti makanan hingga suplemen untuk meningkatkan kualitas. Apalagi renang termasuk olahraga terukur yang bertumpu pada kekuatan fisik.
"Mending Pemkot Balikpapan, masih ada perhatian ke atlet seperti kami. Walaupun tidak besar, tapi perhatian itu sangatlah berkesan," tambahnya.
Saat ini Guntur masih menyisakan dua nomor tanding lagi. Yakni 50 gaya dada dan 50 gaya kupu-kupu. "Semoga untuk dada bisa dapat emas. Dan kupu-kupu bisa dapat perak, itu target saya," tegasnya.
Kontributor: Arif Fadillah
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Kemendagri Dampingi Bangkalan Susun Perda Pajak dan Retribusi yang Lebih Adaptif
-
DPR Minta Pendirian Pesantren Wajib Sertifikat Laik Fungsi
-
Menkum Supratman Tegaskan Penyidik TNI Hanya Tangani Anggota Sendiri di RUU Keamanan Siber
-
Belajar dari Tragedi Al Khoziny, Ahmad Ali Serukan Solidaritas dan Pengawasan Ketat Bangunan
-
Prabowo Dorong Meritokrasi di TNI: Kualitas Jadi Tolok Ukur, Bukan Senioritas