Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 01 September 2022 | 21:00 WIB
Antrean solar di Bontang. [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Antrean truk pengisi BBM Subsidi Solar membuat resah dan menimbulkan banyak keluhan masyarakat

Merespons hal itu Polres Bontang menggelar rapat koordinasi yang mengundang bagian pemerintah, pengusaha SPBU, stakeholder, dan perwakilan PLBB. 

Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prasetiya mengatakan, kondisi antrean ini sudah sangat mengkhawatirkan. Dirinya mengaku banyak menerima komplain dari masyarakat khususnya yang memiliki usaha dan tempat tinggal di sepanjang SPBU. 

Pasalnya, operasional pelayanan pukul 14.00 WITA kerap dilanggar oleh para supir truk. Terkadang antre sudah mulai sejak pagi hari. Dengan begitu, menyebabkan roda perekonomian mereka menjadi terhambat. 

Baca Juga: Kuota Bio Solar Habis di Aplikasi MyPertamina, Mobil ini Terancam Mati karena Sopir Tak Bisa Beli BBM

"Ini kondisinya sudah krodit jadi perlu cepat tanggap. Kami juga sebagai penegak hukum memberikan rekomendasi untuk mengurai jam antrean. Kalau dilihat memungkinkan SPBU mulai melayani pembelian BBM Solar di pukul 00.000 WITA dini hari," ucapnya melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Kamis (1/9/2022). 

Pertimbangan itu dilihat dari mayoritas jam kedatangan pasokan BBM Subsidi Solar berkisar pukul 18.00 - 21.00 WITA. Artinya, ada spare waktu yang bisa dimanfaatkan untuk melayani para supir truk mulai dini hari. 

Dari segi efektivitas memang memungkinkan. Dinilai Yusep Antrean itu memiliki banyak resiko. Mulai dari ketertiban, sosial, ekonomi, dan rawan kecelakaan. 

Selain itu, pengelola SPBU juga bisa bekerja lebih ekstra. Jangan hanya fokus terhadap keuntungan bisnis saja. Kondisi yang sudah sangat krodit ini harus segera dicarikan solusinya. 

"Pihak SPBU juga bisa bekerja ekstra untuk mengurai kemacetan dan mengatur antrean. Mereka menyiapkan rambu-rambu agar bisa mengatur antrean. Jadi tidak hanya Polantas atau Dishub aja yang mengurai antrean," sambungnya.

Baca Juga: Jokowi: Harga BBM Semuanya Masih Proses Dihitung dengan Hati-Hati

Di lokasi yang sama Plt Asisten II Bidang Bidang Perekonomian dan Pembangunan Lukman, menyambut baik adanya usulan dari Polres Bontang. 

Usulan itu nanti akan kembali dirapatkan oleh tim Tingkat Kota. Beberapa poin sudah dicatat dan diteruskan. Misalnya pengoperasian pada pukul 00.00 WITA. 

"Akan ditindak lanjuti. Pada September ini akan dibahas. Mencari solusi terbaik soal antrean yang mulai meresahkan ini," ucap Lukman. 

Senada dengan upaya menguraikan antrean truk. Ketua Persatuan Leveransir Bahan Bangunan (PLBB) Ical menyatakan, justru yang paling efektif mengurai antrean ialah memajukan jam operasional penjualan BBM Subsidi Solar. 

Karena, melihat situasi dan kondisi SPBU Makarti yang berada di Poros Bontang-Samarinda tepat didepan RM Kenari. Di sana mereka mulai menjual solar pada pukul 10.00 WITA. 

Artinya, truk-truk besar dari luar kota ikut lagi mengantre di Kota Bontang. Karena jam operasional Bontang dibuka pukul 14.00 WITA. 

"Kalau di Makarti sana mereka belum berlakukan fuel card. Jadi selesai mereka antre di sana. Ikut lagi mengantre di Bontang. Karena pelayanan sampai malam hari dan fuel card mereka masih berlaku," ucap Ical.

Load More