SuaraKaltim.id - Kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah penunjang. Contohnya seperti Balikpapan.
Beberapa projek yang sedang berjalan, diyakini akan membuat perputaran roda ekonomi di Kota Balikpapan tumbuh besar. Salah satunya yakni investasi terhadap emas batangan atau logam mulia.
General Manager PT ANTAM Tbk Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia, Purwanto melihat di Balikpapan saat ini pertumbuhan investasi emas batangan sangat tinggi. Meskipun harganya sempat anjlok atau menyentuh angka Rp 946 ribu per gram.
"Munculnya beberap aktivitas project berdakpak pada perputaran roda ekonomi di Kaltim. Bila 2 hal itu saling bertemu maka akan ada peningkatan pendapatan dari masyarakat. Ekonomi masyarakat berdampak peningkatan daya beli. Bila naik tentu mendorong investasi menabung dari masyarakat itu sendiri," katanya kepada jurnalis media ini, Selasa (20/9/2022).
Dampak IKN sejauh ini memang belum secara signifikan dirasakan Antam. Hanya saja, Balikpapan tentunya masih menjadi kota di luar Pulau Jawa yang cukup tinggi penjualan emas batangannya.
Dalam setahun, penjualan emas batangan di Kota Minyak bisa mencapai 220 kilogram. Dengan targetnya pertahun 260 kilogram.
Sales Senior Manager UBPP LM Antam, Yudi Hermansyah menjelaskan, secara usia customer loyal Balikpapan yakni di usia 30 hingga 40 tahun. Usia tersebut dinilai paling produktif, paling banyak penghasilan.
Ia menyebut, mereka di usia itu cenderung ingin menyimpan sebagian penghasilan melalui investasi emas. Tentunya logam mulia masih tinggi minatnya dibandingkan emas perhiasan maupun emas digital.
"Kalau emas perhiasan secara market volume paling besar. Trennya menurun untuk perhiasan itu hanya 2 pertumbuhan. Secara volume emas batangan itu sama. Tapi selama krisis global pertumbuhan tinggi di angka 40 jadi ada angka tren pergeseran dari perhiasan ke batangan. Kalau emas digital tidak begitu besar trennya," ucapnya.
Baca Juga: Harga Emas Anjlok, Terendah Dalam 29 Bulan Terakhir
Untuk menjaga tren tersebut Butik Antam Logam Mulia Balikpapan direlokasi. Dari sebelumnya di Jalan Jenderal Sudirman kini beralih ke komplek Balikpapan Super Block (BSB).
Kehadiran mereka di komplek BSB merupakan salah satu langkah menyasar customer di usia produktif. Saat ini waktu yang tepat untuk berinvestasi. Lantaran tren harganya cukup menurun yakni Rp 950 ribu per gram.
"Harga itu yaitu harga pabrik sampai 24 September. Kita sebulan punya target 21,6 kilogram untuk di Balikpapan. Ada 260 kilogram target setahu , pasar di Balikpapan secara daya beli cukup bagus. Potensinya bagus. Bulan ini terjual 30 kilogram," kata Kepala Cabang Butik Antam Logam Mulia Balikpapan, Setyo Ardy Putro.
Kontributor: Arif Fadillah
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Dr. Dave dan James Kawal Sengketa Tanah Kariangau: Harus Objektif dan Transparan
-
Dishub Permanenkan Jalur Satu Arah di Jalan Abul Hasan Samarinda
-
BGN Akui Mahakam Ulu Masih Jadi 'Blank Spot' MBG di Kaltim
-
Pemerintah Pusat Suntik Rp 100 Miliar untuk Perkuat Infrastruktur Sekitar IKN
-
Lahan 5.298 Meter Persegi Jadi Sengketa, Masa Depan RSHD Samarinda Tak Jelas