Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 13 Mei 2025 | 16:54 WIB
Ilustrasi doxing. [Ist]

Melalui investigasi bersama Tim Ahli Geologi LAPI ITB dan Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur (BGTS), ditemukan bahwa lereng sisi kanan memiliki talus deposit, material longsoran masa lalu—yang masih labil, terutama di area luar Right of Way (ROW) proyek.

Pemetaan lanjutan dari 18 April hingga 3 Mei memperkuat temuan sebelumnya, dengan penambahan temuan baru berupa area tangkapan air hujan yang cukup besar.

Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah menerapkan langkah-langkah darurat dan tengah menyusun desain penanganan jangka panjang yang komprehensif.

Beberapa tindakan yang telah atau akan dilakukan antara lain:

Baca Juga: Diduga Salah Diagnosa, RSHD Samarinda Tak Hadiri RDP Bahas Kasus Malpraktik

  1. Pemasangan terpal dan sistem pengamanan SWA untuk mencegah longsor susulan;
  2. Pembobokan dan pembersihan shotcrete menggantung, guna menghindari jatuhnya material;
  3. Pemasangan shotcrete dua lapis dengan wiremesh di antaranya, untuk memperkuat struktur lereng secara permanen;
  4. Monitoring lanjutan terhadap pergerakan tanah dan geologi lereng pasca-intervensi darurat.

“Ini bukan hanya soal memperbaiki lereng yang rusak. Ini soal membangun sistem perlindungan jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang,” tegas Desy.

Load More