SuaraKaltim.id - Bumi Pertiwi akan 100 kali mengalami banjir rob--yang terjadi karena gelombang pasang, gelombang, dan badai--dalam beberapa dekade ke depan. Begitulah hasil dari studi yang dilakukan para ahli terkait meneliti efek naiknya permukaan laut akibat pemanasan global.
Mengutip dari Suara.com, studi tersebut sudah diterbitkan di jurnal Nature Climate Change oleh tim Claudia Tebaldi, ilmuwan dari Pacific Northwest National Laboratory, Amerika Serikat.
Tak hanya itu, mereka juga mengungkapkan, kenaikan permukaan laut ekstrem akan mengancam 7.283 wilayah di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Para ilmuwan ini sebelumnya sudah memprediksi, naiknya permukaan laut ekstrem biasanya terjadi setiap 100 tahun sekali. Namun, riset baru ini mengungkap kan hal baru, dimana bencana ekstrem lebih sering terjadi dengan rata-rata sekali dalam tiap tahun sepanjang akhir abad 21.
Baca Juga:Studi: Banjir Rob Akan 100 Keli Lebih Sering Terjadi di Indonesia
Menurut para ilmuwan tersebut, wilayah paling parah akan dialami oleh wilayah belahan selatan bumi. Yakni Semenanjung Arab, Laut Mediterania, Karibia, bagian selatan Amerika Utara yang dekat dengan Pasifik, Filipina, Hawaii, dan terakhir Indonesia.
Lalu, efek yang tak terlalu berdampak nanti adalah wilayah yang berada di posisi garis lintangnya lebih tinggi. Kayak pantai Asia Pasifik dan pantai Pasifik utara di Amerika Utara.
Para ilmuwan itu juga mengungkap, kekhawatiran bencana ekstrem ini juga akan berlaku ketika suhu global naik 1,5 hingga 2 derajat celcius.
"Ini bukan berita besar bahwa kenaikan permukaan laut akan sangat berefek, bahkan pada 1,5 derajat dan akan memiliki efek substansial pada frekuensi dan besarnya permukaan laut yang ekstrem," katanya.
Penelitian lebih lanjut harus dilakukan guna memahami dengan jelas bagaimana perubahan iklim ini akan berdampak ke masyarakat.
Baca Juga:Kembali Berprestasi, BRI Raih IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia 2021
Kemudian, kenaikan esktrem permukaan laut juga perlu dilihat. Baik dari efek di tiap wilayah, hingga seberapa siap masyarakat setempat mengatasinya.