SuaraKaltim.id - Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Bontang merilis peringatan dini soal gelombang tinggi selama 7 hari ke depan.
Hal itu menindaklanjuti instruksi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tentang Gelombang Tinggi di Selat Karimata, dan Sekitaran Pulau Jawa.
Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Kelas II Bontang Muchlis mengatakan, sejak kemarin sudah sekitar 10 kapal yang diminta untuk tidak berlayar.
Karena tujuan kapal tersebut ialah, Surabaya, Semarang, Ambon, dan sekitaran Pulau Jawa lainnya. Ada juga beberapa kapal tongkang tanpa muatan.
Baca Juga:Dihantam Gelombang Laut Tinggi, Kapal Crane Bass Ark Shiloh Karam di Perairan Babel
"Kalau tinggi ombak 1,5 meter untuk jenis kapal tradisional yang secara peralatan sederhana bisa saja berlayar. Misalnya hari ini ada kapal tongkang mau berangkat namun tidak jadi karena gelombang di atas rata-rata," katanya, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Kamis (29/12/2022).
Lebih lanjut, informasi soal gelombang tinggi bisa terupdate setiap 6 jam sekali. Pun demikian, pengumuman ini bersifat tentatif dapat berubah setiap saat.
Untuk diketahui saat ini ketinggian ombak justru mencapai 4 meter untuk di bentang laut jawa. Begitu juga pada perairan jawa bagian timur, utara dan tengah itu ombak masih sangat besar.
"Saat dinyatakan aman mereka dipersilahkan untuk berangkat. Waktu perubahan biasanya setiap 6 jam sekali," sambungnya.
Kemudian, untuk rute Bontang ke Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya Awerange masih aman. Bahkan, dari informasi KSOP jadwal keberangkatan PT Pelni juga telah berlayar semua tanpa ada hambatan.
Mungkin saja pada tujuan pelabuhan selanjutnya ada instruksi lain. Misalnya mereka yang akan berangkat ke Makassar, kondisi ombak disana juga terbilang tinggi.
"Kalau ke Selatan relatif aman makanya seperti kapal Roro, atau kapal penumpang tujuan Awerange aman," pungkasnya.