Scroll untuk membaca artikel
Yovanda Noni
Senin, 26 Oktober 2020 | 19:32 WIB
Padi apung buatan masyarakat Desa Muara Enggelam. (Foto: Diskominfo Kukar)

SuaraKaltim.id - Berbeda dengan padi pada umumnya, padi yang satu ini sangat unik karena bisa hidup, berkembang, hingga panen di atas air.

Padi yang dikembangkan di Desa Muara Enggelam, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) ini dinamakan padi apung atau padi air.

Tidak memerlukan sawah yang harus digarap, lahan padi apung ini adalah berupa ancak bambu berukuran 2 x 6 meter yang ditaburi tanah humus.  

Tanah humus ini harus diambil dari desa-desa sebelah, lantaran Muara Enggelam adalah Desa yang tak memiliki daratan.

Baca Juga: Food Station Akan Dapat Pasokan 20 Ribu Ton Gabah Kering dari SHS

Dengan kata lain, Muara Enggelam adalah sebuah desa yang berada di atas air atau kampung air di Danau Melintang.

Kepala Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Muara Enggelam, H Ramsah menyebut, padi apung yang ditanam akan tumbuh dan panen di atas Danau Melintang.

Padi apung ini dikembangkan untuk dijadikan salah satu komoditas pertanian di Desa Muara Enggelam.

Meski demikian, padi ini nantinya akan digunakan sendiri oleh masyarakat. Tidak dijualbelikan.

“Teknik penanaman padi apung menurutnya sederhana saja, yaitu dengan memindahkan tanah humus ke atas rakit kemudian ditanami padi sesuai keinginan,” ujarnya.

Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, BUMDes Guwosari Kembangkan Lahan Pertanian Alami

Padi apung merupakan satu dari sekian banyak kearifan lokal di Desa Muara Enggelam. Masyarakat Muara Enggelam berupaya menghidupkan tradisi kehidupan nenek moyang yang turun-temurun dilakukan.

Load More