Scroll untuk membaca artikel
Yovanda Noni
Selasa, 03 November 2020 | 10:26 WIB
Alvaro dan Triniti, dua bocah korban bom gereja di Samarinda. [foto: FB Novita sagala]

“Kalau ada suara yang keras mengejutkan, dia akan ketakutan. Dia memang tidak selalu bilang, tapi semua bisa lihat sendiri ketika dia gemetar,” sebutnya.

Selain itu, Novita juga berupaya menguatkan hati anaknya. Keadaan cacat fisik karena luka bakar itu tidak hilang.

Di sekolah, Alvaro terlihat rendah diri. Terkadang, ada juga teman sekolah yang merundungnya. Novita berjuang membangun mental Alvaro agar lebih kuat menerima keadaannya.

“Ya siapa yang tidak rendah diri kalau memiliki bekas luka seperti Alvaro. Terkadang akalau ada yang oloki-olok, dia menangis ke saya. Tapi saya katakan pada dia, Tuhan maha baik. Ketika diolok, maka Tuhan akan memberi kasihnya untuk kita yang lemah,” pungkasnya.

Baca Juga: Picu Protes dan Ketegangan, Makam Pelaku Bom Gereja di Sri Lanka Dipindah

Load More