SuaraKaltim.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengaku emosional mengetahui pendidikan Indonesia begitu sulit mengambil langkah yang berisiko.
Menurut Nadiem, hal ini membuat kondisi pendidikan Indonesia diam di tempat dan tak kunjung ada terobosan, terlebih saat ini dunia tengah menghadapi persaingan revolusi industri 4.0.
Kekesalan tersebut disampaikan oleh Nadiem saat berbincang bersama artis Maudy Ayunda dalam siaran Instagram Live, Jumat (27/11/2020).
Nadiem menyebut, Indonesia yang memiliki banyak potensi keberagaman di Indonesia seharusnya lebih berani mengambil risiko.
"Saya agak emosional nih, Indonesia kayak selalu menilai pendidikan adalah sektor yang enggak boleh ambil risiko. Akhirnya kita ketinggalan dan risikonya sekarang adalah kita diam di tempat," kata Nadiem seperti dikutip Suara.com, Jumat (27/11/2020).
Ia menganggap ada yang lucu melihat kondisi pendidikan di Indonesia ini.
"Jadi ini lucu, kayak selalu pendidikan itu adalah satu sektor yang kita enggak boleh mengambil risiko, tapi kita sudah melihat hasil PISA (Programme for International Student Assessment) seberapa kita ketinggalan dari seluruh dunia," imbuhnya.
Selama ini anak-anak selalu dituntut untuk melakukan inovasi dan berkreasi.
Ketika ada kebijakan yang mendukung hal itu, justru dianggap berisiko alhasil inovasi anak bangsa menjadi terhambat bahkan stagnan.
Baca Juga: Waduh, Mendikbud Nadiem Makarim Akui Pernah Jadi Korban Perundungan Guru
Menurutnya, anak bangsa tak bisa berinovasi dan berkreasi jika sekolah tak mau mengambil risiko dan bertahan dengan cara pembelajaran yang lama.
Untuk maju dibutuhkan transformasi dengan memberdayakan agen-agen perubahan. Dalam hal ini, guru memiliki peran yang sangat besar.
"Guru punya peran mendorong anak-anak untuk berinovasi dan berkembang. Kalau kita tak memberi kesempatan guru untuk menentukan cara belajar, enggak akan ada diferensiasi apalagi sesuai kearifan lokal," ungkap Nadiem.
Nadiem berharap, Indonesia bisa berani ambil risiko dalam dunia pendidikan Tanah Air.
Hal ini dibutuhkan agar Indonesia tak mengalami ketertinggalan dibandingkan dengan negara lain di dunia.
"Harapan saya kita lebih berani ambil risiko, buat perubahan dan lompatan. Kita enggak bisa cuma jalan atau lari. Kita harus lompat apapun konsekuensinya," tutur Nadiem.
Berita Terkait
Terpopuler
- Moto G96 5G Resmi Rilis, HP 5G Murah Motorola Ini Bawa Layar Curved
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Misteri Panggilan Telepon Terakhir Diplomat Arya Daru Pangayunan yang Tewas Dilakban
- 7 HP Infinix Rp1 Jutaan Terbaik Juli 2025, Ada yang Kameranya 108 MP
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 9 Juli: Ada Pemain OVR Tinggi dan Gems
Pilihan
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
-
Sri Mulyani Umumkan 26 Nama Lolos Seleksi DK LPS, Ada Mantan Bos BUMN, BI Hingga OJK
-
5 Rekomendasi HP RAM 12 GB Memori 512 GB di Bawah Rp 5 Juta, Terbaik Juli 2025
Terkini
-
5 Desain Kamar Mandi Estetik yang Elegan dan Kekinian, Bikin Rumah Makin Mewah!
-
Asal Komentar!: Wali Kota Samarinda Semprot DLH Kaltim Soal Penilaian Sampah
-
Kabupaten Penyangga IKN Hanya Punya 3 Kecamatan, PPU Target Tambah Wilayah Baru
-
5.000 Warga Dibidik, Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Balikpapan Diserbu Masyarakat
-
Pendamping PKH Jadi Garda Depan Sekolah Rakyat di Kaltim