SuaraKaltim.id - Siang itu, cuaca panas menembus dinding rumah Irene di Kawasan Gersik, Penajam Paser Utara (PPU). Irene baru saja selesai mencuci pakaian. Renta berusia 62 tahun itu, lantas beristirahat sembari menerima kehadiran suara.com.
“Maaf rumahnya seadanya, silahkan duduk,” kata dia menyilahkan duduk. Irene adalah penyintas kanker. Dia pernah melewati masa-masa kritis menderita kanker payudara dan tumor ganas di bagian Rahim.
Kala itu usianya masih muda, sekira 40 tahun. “Pertama kali menderita kanker payudara. Masih ingat bagaimana benjolan itu tumbuh di bagian dada kiri saya,” sebutnya.
Benjolan itu, kata dia, sebesar ibu jari orang dewasa. Namun dia berdetak seperti benda hidup. Irene kaget, dia kerap mengompres dada itu dengan tutup panic yang panas.
Baca Juga: Rutin Konsumsi Minyak Zaitun, Bisa Cegah Stroke Hingga Kanker
“Semula saya kira itu urat kejepit. Jadi saya kompres panas-panas,” imbuhnya. Ketakutan itu semakin jadi ketika tubuhnya mulai terasa berat. Dia memberanikan diri periksa ke dokter di klinik perusahaan tempat suaminya bekerja.
“Kami kan terisolir dulunya, di Gersik ini ada perusahaan PT Inne Donghwa yang punya klinik karyawan. Semua keluarga karyawan kalua sakit ya Cuma bisa ke klinik. Kalau parah, baru dapat surat pengantar ke RSUD Kota Balikpapan,” jelasnya.
Waktu periksa, dokter di klinik tersebut lantas memberi surat pengantar. Irene disarankan periksa ke RSUD Kota Balikpapan. Hatinya semakin gundah, dia mulai berfikir benda apa yang tumbuh di dada kirinya.
“Dokter yang ngasih surat pengantar berupaya menenangkan, tapi saya tetap ketakutan. Besoknya saya langsung ke RSUD Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan,” katanya.
Sesampainya di sana, Irene langsung mengikuti alur pendaftaran RS. Yang semula ke dokter umum, lalu dipindah ke dokter bedah.
Baca Juga: Buat Kamu, Ini 5 Bahan Makanan Sehat untuk Mencegah Kanker Payudara
Dia tidak mengerti kenapa harus berganti dokter. Dia tetap berdoa dalam hati, agar benda tersebut bukan sesuatu yang mengerikan.
Namun, naas tak dapat ditolak. Dokter menyebut bend aitu adalah kanker yang bersarang di payudara Irene. Hanya dalam waktu 3 bulan, kanker itu nyaris masuk stadium 2.
Irene terjatuh, dia mengira hari itu dunia telah kiamat. Pasalnya kanker termasuk salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.
“Saya menangis di tempat, dokter terus menyemangati agar saya kuat. Saya masih ingat dokter ikut berdoa, do aitu malah membuat saya semakin menangis,” ujarnya.
Dia hanya diberi waktu satu hari untuk Kembali ke Gersik, PPU. Dia harus menyeberang dari Balikpapan menggunakan kapal perusahaan. Kapal itu milik warga lokal di Jenebora I yang disewa PT Inne Donghwa untuk angkutan dari Gersik ke Balikpapan.
“Suami saya hanya buruh kayu di pabrik, saya mikir bagaimana operasinya, uang makan bagaimana. Anak saya di rumah bagaimana, apalagi dia masih sekolah mau masuk SMP,” ujarnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
Terkini
-
4 Link DANA Kaget Terbaru Khusus Akhir Pekan, Ayo Buka Sebelum Kehabisan!
-
7 Manfaat Lendir Siput untuk Perawatan Kulit, Bikin Awet Muda dan Glowing
-
8 Desain Ruang Tamu Minimalis Ukuran 3x3, Solusi Cerdas untuk Rumah Kecil
-
11 Desain Rumah 3 Lantai dengan Rooftop Modern, Solusi Hunian Urban yang Nyaman dan Stylish!
-
10 Desain Dapur Cantik Sederhana di Rumah Kampung, Estetik dan Fungsional!