Namun dia tetap memutuskan operasi karena perintah suaminya. Dia memberanikan diri membawa baju seadanya, dan berangkat sendiri ke Balikpapan. Sementara suaminya menyusul setelah pulang kerja.
“Saya waktu itu masih bisa kemana-mana sendirian. Saya harus hidup untuk suami saya, demi anak tunggal saya yang masih kelas 6 SD. Waktu itu dia menghadapi ujian sekolah. Saya berdoa, saya harus sembuh,” ungkapnya.
Operasi pertama berjalan lancar. Namun dokter melihat ada yang tak beres dengan kanker yang telah dikeluarkan. Hasil rontgen menunjukkan, kanker itu memiliki jaringan nyaris ke bagian leher. Dokter yang mengoperasi Irene memutuskan mengirimkan kanker itu ke Kota Surabaya.
“Hasilnya tambah parah, kanker itu ganas. Dia cepat merayap dan merusak semua sel-sel saya. Waktu saya control, dokter langsung menahan saya di RS. Saya harus menjalani operasi pengangkatan payudara bagian kiri. Lagi-lagi kiamat,” jelasnya.
Atas izin suaminya, Irene lalu menjalani operasi yang ke dua. Payudara bagian kiri itu diangkat sebesar isi perut manusia. Melihat payudara ibunya, anak sematawayangnya pingsan. Apalagi mendengar payudara itu harus dikubur di kuburan.
“Kanker payudara ini melewati 3 kali operasi. Operasi yang ke tiga adalah kesalahan bidan di klinik tempat saya membuka benang jahitan. Operasinya robek, saya bersimbah darah dan mengucur ke dari bekas jahitan. Saya nyaris mati waktu itu,” ungkapnya.
Setelah tiga kali melewati operasi besar, Irene dinyatakan sembuh pada bulan ke tiga pasca operasi pertama. Dia juga menjalani kemoterapi yang membuat rambutnya rontok dan beruban.
10 tahun kemudian, dia sakit lagi. “10 tahun kemudian saya diserang tumor ganas di bagian Rahim. Dikira orang saya kena santet. Karena perut saya membesar dan sakitnya seperti orang melahirkan,” ujarnya.
Operasi itu juga tak kalah mengerikan. Tumor itu diangkat beserta rahim Irene. Dia juga harus melewati kemoterapi selama 1 bulan di RS. Berbulan-bulan menjadi pasien dokter bedah, Irene merasa seperti orang gila.
Baca Juga: Rutin Konsumsi Minyak Zaitun, Bisa Cegah Stroke Hingga Kanker
“Saya tidak sempurna. Saya tidak punya payudara kiri, saya juga tidak punya rahi,. Yag saya fikirkan, apakah suami saya mau bertahan? Apalagi saya sudah menopause,” sebutnya.
Beruntung, suaminya menyayanginya. Mereka tetap melanjutkan hidup sebagai keluarga. Walau mereka berbeda agama, namun hingga anak sematawayangnya menikah, keduanya masih bertahan menjadi suami istri.
“Suami saya Katholik, sementara saya dan anak muslim. Suami saya adalah suami terbaik, bekerja dengan hati ikhlas dan menerima saya apa adanya. Saya sudah melewati dua kali operasi, yang dua-duanya besar. Tapi doa dan niat kesembuhan adalah upaya untuk sembuh,” ungkapnya.
Kini Irene hanya tinggal menikmati masa tuanya. Suaminya juga sudah lama pensiun dari pabrik tempat dia bekerja. Dia berpesan untuk semua penderita kanker agar tetap semangat menjalani penyembuhan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
Terkini
-
Tragedi Helikopter Kalsel: 5 Jasad Teridentifikasi, 3 Hangus Tak Dikenali
-
Daftar Korban Helikopter Jatuh di Gunung Belumutan Tanah Bumbu
-
IKN Butuh Dukungan, Kemenkumham Tegaskan MBG di Penajam Jangan Asal Jalan
-
SMAN 16 Samarinda dan BPVP Jadi Titik Awal Sekolah Rakyat Kaltim
-
Sudah 70 Persen Dikerjakan, Proyek Turap Kanaan Bontang Tersendat Gegara Sengketa