SuaraKaltim.id - Merajut merupakan kerajinan tangan yang bisa menghasilkan uang. Merajut bukan sekedar hobi.
Jika dijalani dengan sungguh-sungguh, hasil rajutan dapat dijadikan bisnis yang menjanjikan.
Demikian yang disampaikan Siti Hawa. Pengusaha rajut asal Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar).
Menurutnya, justru di era modern kreativitas para perajut bisa menghasilkan beragam bentuk yang bernilai seni.
"Awalnya hanya sekadar mengisi waktu luang. Namun karena banyak yang tertarik, akhirnya memutuskan menerima orderan," ucap owner Feby Rajut ini.
Berawal dari hobi merajut yang "diwarisi" oleh sang ibu, ternyata berpeluang menjadi lahan bisnis yang cukup menjanjikan.
Dia buktikan dari banyaknya orang yang tertarik memesan hasil karyanya itu. Meski begitu, bukan hal mudah mengembangkan bisnis rajutannya tersebut.
Selain diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam pengerjaannya, juga dibutuhkan inovasi karya baru yang lebih fresh. Siti Hawa memutar otak cara membuat karya-karyanya menarik dan beda dibanding kerajinan serupa lainnya.
Tak heran, untuk memenuhi pasar dan bertahan dari persaingan bisnis rajutan, Siti Hawa mengaku sering mencari ide-ide baru. Bahkan sesekali, dia juga browsing di internet melihat berbagai foto produk rajutan.
Baca Juga: Deretan Usaha yang Raup Untung saat Pandemi
"Terkadang karya baru itu muncul dari ide sendiri. Kalau pun ada yang bisa saya contoh, sata tidak akan menyontoh secara full. Karena tiap orang punya kreasi masing-masing,” katanya
Ibu satu anak ini mengatakan, bisnis rajutan ini bisa dilakukan siapapun karena modal terbilang murah. “Dengan modal yang kecil, perajut mampu meraup omzet per bulan dua hingga tiga kali lipat dari modal,” katanya.
Beragam karya rajut sudah pernah dia buat, seperti tas, dompet, sepatu, kalung, dan masih banyak lainnya. Dia juga kerap membuat produk rajut dan sulam tumpar. Perpaduan warna yang menarik membuat hasil rajutan Siti Hawa terlihat menarik.
“Baru-baru ini membuat rajut masker lengkap dengan konektor jilbab. Pernah juga ada pesanan jaket,” sebutnya.
Untuk harga, Siti Hawa mengaku tidak mau mematoh dengan harga fantastis. Mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 500 ribu. "Pemesannya cukup banyak sih. Karena biasa dipesan untuk souvenir, aksesori pribadi, dan lainnya," katanya.
Siti Hawa juga tergabung dalam komunitas UMKM Kukar. Dia juga terkadang menjadi pembicara atau menjadi mentor di komunitas UMKM dibawah asuhan Bank Indonesia (BI).
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
Terkini
-
Alat Kebencanaan Disiagakan untuk Hadapi Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi
-
3 Mobil Bekas Nissan 60 Jutaan: Kabin Lapang, Desain Elegan Tak Lekang Waktu
-
Hujan Ringan Guyur Samarinda, Waspada Hujan Petir di Pontianak dan Banjarmasin
-
3 Mobil Bekas 80 Jutaan Terbaik untuk Keluarga: Kabin Senyap, Mesin Bertenaga