Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani | Manuel Jeghesta Nainggolan
Kamis, 07 Januari 2021 | 19:40 WIB
Hyundai IONIQ electric yang baru saja meluncur di Tanah Air (6/11/2020). Sebagai ilustrasi produk Hyundai [PT Hyundai Motors Indonesia].

SuaraKaltim.id - Saat ini, Hyundai Motor Corporation tengah mengurusi kepindahan kantor regional Asia Pasifik miliknya, yang berada di Malaysia. Tujuannya adalah Indonesia, lengkap dengan segala fasilitas seperti saat kantor pusat regional Asia Pasifik Hyundai Motor bermarkas di Negeri Jiran.

Dipetik dari kanal otomotif Suara.com, jaringan SuaraKaltim.id, kantor Hyundai di Negeri Jiran buka sejak 2015 dan dilengkapi gedung Hyundai Training Academy (HTA). Juga berfungsi sebagai kantor pusat regional Asia Pasifik. Fungsinya adalah memberikan fasilitasi pelatihan, penjualan dan purna jual ke 32 negara di kawasan Asia Pasifik. Saat ini kantor Hyundai sedang dalam proses pengosongan.

Bahkan kabarnya Akademi Pelatihan Hyundai akan ditutup pada akhir tahun ini dan dipindah ke Indonesia.

Sementara itu, sebagian besar staf di Malaysia sudah diberikan Pemutusan Hubungan Kerja, dan beberapa yang tersisa akan meninggalkan posisinya setelah serah terima ke tim Indonesia.

Baca Juga: Pasar Otomotif Korea Selatan Tunggu Hyundai IONIQ 5, Ini Target Pabrikan

Logo Hyundai.  Sebagai ilustrasi [Shutterstock]

Langkah serah terima akan dilakukan secara bertahap, dan diharapkan selesai akhir tahun ini.

Adapun alasan Hyundai memindahkan kantor pusat regional Asia Pasifik ke Indonesia adalah konfirmasi bahwa mereka akan menginvestasikan 4,02 miliar ringgit Malaysia (RM) atau setara 1,55 miliar dollar Amerika Serikat (AS) di Indonesia hingga 2030.

Investasi ini termasuk kapasitas pabrik yang mampu memproduksi 150.000 unit mobil per tahun yang secara bertahap dapat ditingkatkan menjadi 250.000 unit di Bekasi.

Dengan Indonesia kini menjadi pusat produksi Hyundai untuk Asia Tenggara, logis bila Hyundai memindahkan kantor regional dan pusat pelatihannya ke Jakarta.

Selain Hyundai, Toyota juga akan menginvestasikan 8,04 miliar RM atau 2 miliar dolar AS ke di Indonesia mulai tahun ini hingga 2023, untuk membangun kendaraan hybrid dan listrik.

Baca Juga: Psst, Hyundai Kona EV Bukan Produk Idaman Pasar Korea Selatan?

"Karena pemerintah Indonesia sudah memiliki peta pengembangan kendaraan listrik, Toyota menganggap Indonesia sebagai tujuan investasi kendaraan listrik utama," jelas Presiden Toyota Akio Toyoda pada Juni 2019, dikutip dari WapCar.

Selain itu podusen baterai China CATL, pemasok baterai terbesar di dunia untuk kendaraan listrik disebut akan menginvestasikan 20,09 miliar RM atau sekira 5 miliar dolar AS untuk membangun pabrik baterai di Indonesia pada 2024. Sementara LG Chem hampir menandatangani kesepakatan, juga untuk membangun pabrik baterai mobil lsitrik.

Di luar dua pabrikan baterai itu, Panasonic bersama Honda saat ini sedang melakukan uji coba di Indonesia untuk mengumpulkan data baterai quick swap yang dapat dilepas untuk sepeda motor listrik.

Load More