SuaraKaltim.id - Dalam rangka penyerahan data antemortem untuk identifikasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang di perairan Kepulauan Seribu (9/1/2021), keluarga co-pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Diego Mamahit mendatangi Posko Ante Mortem - DVI di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur .
"Kami tetap percaya bahwa Diego pasti selamat. Tuhan baik, Diego orang baik, dia sayang sama keluarganya, dia sayang kita semua. Kami percaya sampai detik ini Diego selamat. Dia bisa berjuang, dia sudah diajari recovery kalau terjadi kejadian terburuk apapun," jelas kakak kandung Diego, Chris Mamahit, tentang adik bungsunya yang menjalani pendidikan penerbang pada 2011 dan menjadi co-pilot mulai 2015.
Chris Mamahit datang bersama adiknya, Emily dan kedua orangtuanya di RS Polri, Jakarta Timur, pada Minggu (10/1/2021) pagi.
Ia berkisah selama ini Diego Mamahit selalu berhati-hati dan memastikan kondisi pesawat siap terbang sebelum lepas landas.
Baca Juga: RS Polri Siagakan Tiga Posko Identifikasi Korban Sriwijaya SJ 182
"Kami tidak ada yang menduga ini semua. Ini murni insiden kecelakaan," tukasnya.
"Dia selalu bilang sama saya, "Saya tidak akan jalan kalau pesawatnya rusak". Saya pegang kata-kata dia. Saya sampai ancam dia, "Kalau pesawatnya rusak kamu jangan jalan ya". Saya selalu bilang kepada Diego. Dia bilang, "Ya, saya pastikan pesawatnya layak jalan setiap kali akan jalan"," ungkapnya menirukan kalimat adiknya.
Diego Mamahit pamit akan terbang kepda keluarganya sekitar pukul 13.40 WIB atau satu jam sebelum take-off, namun menyatakan akan bertugas ke Padang.
"Ternyata itu rutenya Jakarta-Pontianak-Jakarta-Padang-Jakarta. Jadi Jakarta itu nanti, bukan siangnya. Intinya dia harus ke Pontianak dulu," jelas Chris Mamahit.
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).
Baca Juga: Menhub Budi Karya Pantau Langsung Posko Pencarian Pesawat Sriwijaya
Pesawat bernomor registrasi PK-CLC jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak setelah take-off dari Bandara Sukarno Hatta pada pukul 14.40 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Supadio Pontianak pukul 15.50 WIB.
Koordinat hilangnya pesawat adalah 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki, saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga Daihatsu: Irit, Mesin Bandel dan Performa Tangguh
-
Cari Mobil Keluarga Murah? Intip Daftar SUV Bekas di Bawah Rp150 Juta Ini
-
Peran Tiap Anggota Keluarga yang Related di Drama Korea When Life Gives You Tangerines
-
Momen Lebaran Terakhir Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf Sebelum Berpulang
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
Terkini
-
Partai Penutup Sarat Makna, Borneo FC Siap Hadapi Momen Perpisahan
-
10 Link Saldo Gratis DANA Kaget Hari Ini, Segera Klik!
-
Anak 6 Tahun di Samarinda Jualan Tisu dan Gores Mobil, Orang Tua Malah Menyuruh
-
TKDN dan Pengendalian Impor, Jalan Keluar dari Tekanan Global
-
IKN Butuh Lingkungan Aman, Kukar Perketat Antisipasi Ormas dan Premanisme