SuaraKaltim.id - Kejadian seperti ini pantang dicontoh. Berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain, serta tentunya melanggar protokol kesehatan soal lockdown yang mensyaratkan sebaiknya berada di rumah bila tidak ada hal mendesak untuk berlama-lama di luar tempat tinggal sendiri--karena dikhawatirkan di sekitar banyak orang sehingga rawan penularan.
Baru-baru ini Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat atau National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) belum lama ini merilis data kecelakaan yang terjadi selama masa lockdown pada 2020.
Dari rilis data terlihat telah terjadi peningkatan terhadap jumlah korban tewas akibat kecelakaan. Kondisi jalan lengang rupanya justru dimanfaatkan untuk kebut-kebutan
Selain itu, minimnya petugas patroli jalan raya justru membuat banyak pengemudi berkendara dalam keadaan mabuk.
Tercatat 28.190 korban meninggal pada Januari-September 2020, atau naik dari 26.941 orang di periode sama pada 2019.
Artinya dalam sembilan bulan pertama 2020, jumlah tewas meningkat 4,6 persen. Namun diperkirakan angka akan terus bertambah hingga akhir 2020 yang datanya baru akan diterbitkan sekitar Maret-April 2021.
"Data awal menunjukkan selama keadaan darurat kesehatan nasional, lebih sedikit orang Amerika mengemudi tetapi banyak dari mereka mengambil risiko yang menyebabkan kecelakaan fatal," tulis NHTSA dalam pernyataan resmi.
Data lain dari NHTSA menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kecepatan kendaraan sebesar 22 persen di beberapa wilayah metropolitan dibandingkan jumlah sebelum pandemi.
Sedangkan sebuah penelitian mengungkap ada 65 persen pengemudi yang dirawat karena cedera akibat kecelakaan parah, ternyata berada dalam kondisi mabuk. Ditambah lagi terjadi penurunan kedisiplinan untuk menggunakan sabuk pengaman.
Baca Juga: Jual Beli Mobil Bekas Bakal Ramai di Kuartal Kedua 2021
Langkah yang dilakukan NTHSA adalah memberikan imbauan dasar dan sederhana kepada masyarakat untuk tidak mengemudi saat di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol. Mengunakan sabuk pengaman dan mengurangi kecepatan agar tetap aman serta pastikan anak-anak duduk di jok sesuai ukuran.
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Soal Untung! Perusahaan Dituntut Miliki Strategi Bisnis Berbasis Data
-
Cetak Laba, Emiten Internet Grup Djarum (DATA) Andalkan Modernisasi Jaringan
-
Jakarta Darurat Perundungan? Rano Karno Soroti Data Kekerasan Anak
-
Transjakarta Tabrak Toko Akibat Sopir Kurang Konsentrasi, Satu Orang Luka-luka
-
Kolaborasi AdMedika dan CMS Duta Solusi Tingkatkan Keamanan Data serta Layanan Klaim Kesehatan
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
Terkini
-
Dayang Donna Resmi Ditahan KPK, Kasus Suap IUP Seret Nama Awang Faroek
-
Rp 4,1 Miliar untuk Sekolah PPU, Dorong Kualitas Pendidikan di Sekitar IKN
-
Pemprov Kaltim: Void Tambang Bukan Lagi Ancaman, Tapi Sumber Kehidupan Baru
-
Pemkot Samarinda Tata Ulang Pasar Pagi: Retribusi Tetap Rp4.000, Bayar Pakai QRIS
-
Rp 20 Miliar per Tahun, Strategi PPU Tingkatkan Kesejahteraan Guru Swasta di Penyangga IKN