SuaraKaltim.id - Kehebohan terjadi di dunia maya, lantaran fenomena munculnya kampung miliarde baru di Desa Sumurgenung Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur. Pasalnya yang jadi miliarder bukan hanya satu warga saja, tetapi puluhan hingga seratusan lebih warganya.
Julukan kampung miliarder ini pun nampaknya juga tak terlalu berlebihan. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat 17 mobil baru yang berdatangan berkelompok diantar menggunakan towing dari Kota Surabaya ke kampung miliarder tersebut.
Kedatangan towing pegangkut mobil warga tersebut bahkan mendapat pengawalan dari patroli pengawalan. Dalam video yang diunggah di grup media sosial (medsos) Facebook Jaringan Informasi Tuban (Jitu), nampak sejumlah towing menelusuri jalan lingkungan kampung untuk dihantarkan ke pemiliknya.
Perangkat Desa Sumurgenung, Sholikin pun membenarkan fenomena tersebut. Dia mengemukakan, ada 17 mobil yang baru dibeli oleh sekelompok warga desa setempat.
Baca Juga: Terima Uang Ganti Rugi Lahan, Warga Tuban Mendadak Jadi Crazy Rich
Pembelian serentak tersebut dilakukan, setelah pembayaran lahan untuk proyek kilang Tuban pertamina atau New Grass Root Refinery (NGRR) wilayah Kecamatan Jenu selesai.
"Hari ini ada 17 unit mobil merk Toyota yang dibeli warga setelah selesai pembayaran ganti rugi atau pembebasan lahan untuk proyek kilang pertamina," jelasnya lewat telponnya seperti dilansir Timesindonesia.co.id-jaringan Suara.com.
Sholikin mengemukakan, ada sekitar 176 mobil baru yang tercatat telah dibeli warganya. Belum lagi jumlah mobil bekas atau second yang dibeli.
Tak hanya itu, tiap satu kepala keluarga bahkan ada yang membeli kendaraan roda empat tersebut berjumlah dua hingga tiga sekaligus.
Kades Sumurgenung Gianto pun mengatakan, berbagai merek jenis kendaran roda empat telah dibeli warga desanya. Bahkan, kloter terakhir kelompok warga yang sebelumnya pro-kontra dengan pembebasan lahan kilang, akhirnya sampai tahap konsinyasi pengadilan negeri.
Baca Juga: OKB Tuban Beli 17 Mobil Barengan, Warganet Nyinyir: 5 Tahun Lagi Jadi Fakir
"Mereka yang videonya viral berkelompok mulai penolakan hingga pengambilan uang konsinyasi. Mereka warga kami dan pendukung saya di pilkades," katanya.
Dia mengemukakan, sekitar 280 warga pemilik lahan terdampak pembangunan kilang telah setuju lahannya dijual demi pembangunan proyek strategis nasional tersebut.
"Semuanya Warga Sumurgenung telah setujui lahannya dijual ke pihak Pertamina,' katanya.
Harga ganti rugi lahan milik warga yang diberikan kepada warga berada di kisaran Rp 680 ribu per meter persegi. Ketentuan harga tersebut pun diputuskan kantor jasa penilai publik atau KJP setelah penghitungan harga lewat tim appraisal.
Rata-rata warga Desa Sumurgeneng mendapat ganti rugi lahan mulai Rp 35 juta, Rp 8 miliar dan paling banyak Rp 28 miliar.
"90 persen warga yang telah dapat kompensasi digunakan beli mobil, 75 persen membeli tanah, 50 persen untuk renovasi rumah," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
-
PSS Sleman Degradasi, Pemain Timnas Brasil dan Australia Ungkap Kesedihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
Terkini
-
Pagi-pagi Cuan, Buka Segera 3 Amplop DANA Kaget Sambil Rebahan
-
Tambahan Malam Minggu, Cek 4 Link DANA Kaget buat Traktir Teman-teman
-
TKA Mulai Diterapkan November 2025, Sasar Evaluasi Individu Siswa
-
54 Persen Lebih! Proyek Gedung PUPR IKN Bukti Komitmen PTPP
-
Penerimaan Pajak Kaltimtara Capai Rp 5,8 Triliun, Tapi Terkoreksi 24 Persen