SuaraKaltim.id - Pasokan Vaksin Covid-19 untuk Indonesia yang seharusnya sebanyak 30 juta dosis terpaksa dikurangi 10 juta. Persoalan itu terjadi lantaran beberapa negara pemroduksi vaksin tersebut mengalami lonjakan kasus positif Virus Corona.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan embargo dari sejumlah negara yang memroduksi vaksin, berdampak pada terhambatnya pasokan vaksin di Indonesia.
"Mengenai perkembangan di dunia terkait produksi dan embargo dari vaksin. Karena banyak negara-negara Eropa, beberapa negara di Asia seperti India, Filipina, Papua Nugini, beberapa negara di Amerika Selatan seperti Brazil itu, terjadi lonjakan ketiga dari kasus aktif Covid-19," ujar Budi dalam jumpa pers usai rapat internal bersama Presiden Jokowi di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/4/2021).
Akibat adanya peningkatan kasus Covid-19 di negara pemroduksi vaksin, kata Budi, berdampak pada konsumsi vaksin hanya diperbolehkan digunakan untuk negara sendiri.
"Sehingga akibatnya negara-negara yang memproduksi vaksin di lokasi-lokasi tersebut yang terjadi lonjakan ketiga atau third wave mengarahkan agar vaksinnya tidak boleh keluar, hanya boleh dipakai di negara masing-masing," tutur Budi.
Dengan demikian, jumlah vaksin yang seharusnya tersedia di Indonesia pada Maret dan April masing-masing sebanyak 15 juta dosis atau 30 juta dosis dalam waktu dua bulan, kini hanya mendapatkan dua pertiganya atau sebanyak 20 juta dosis saja.
"Yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis atau totalnya dua bulan adalah 30 juta dosis, kita hanya bisa dapat 20 juta dosis atau dua pertiganya. Sehingga akibatnya, laju vaksinasinya, mohon maaf, teman-teman media bisa sampaikan ke masyarakat, agak kita atur kembali, sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya, karena memang vaksinnya yang berkurang jumlahnya," tutur Budi.
Lantaran itu, pemerintah kini sedang melakukan negosiasi dengan produsen dan negara produsen vaksin. Sehingga ia berharap pada bulan Mei , pasokan vaksin Mei 2021 kembali normal.
"Mudah-mudahan di bulan Mei bisa kembali normal, sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat," katanya.
Baca Juga: Menkes Budi: Vaksinasi Covid-19 Melambat karena Embargo Negara Produsen
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Kualitas Hunian di Sekitar IKN Ditingkatkan, 382 RTLH di PPU Direvitalisasi
- 
            
              Pemkot Bontang Tindak Tegas ASN Bolos, TPP dan Gaji Siap Dipotong
- 
            
              Rp 16,8 Miliar Disiapkan Pemprov Kaltim untuk Pemerataan Tenaga Dokter Spesialis di IGD
- 
            
              Tambang Lesu, IKN Muncul Jadi Penyelamat Ekonomi Kaltim
- 
            
              Hidran Tak Aktif, Sprinkler Mati: DPRD Kritik Keamanan Hotel Bumi Senyiur