Scroll untuk membaca artikel
Sapri Maulana
Jum'at, 28 Mei 2021 | 10:10 WIB
Diskusi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (18/11/2020). (Suara.com/Tyo)

SuaraKaltim.id - Ramai di media sosial, Guru honorer di SMP 17 Balikpapan Muhammad Azmi Ramadhan, 25 tahun, meninggal dunia pada Kamis 27 Mei 2021. Azmi divaksin dengan dosis pertama pada Selasa 18 Mei 2021.

Ibu kandung Azmi, Surati menyebut, sebelum divaksin, anaknya mengaku kepada tenaga kesehatan puskesmas bahwa ia sedang batuk dan dokter di puskesmas tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Sehingga tetap disuntik," ungkap Surati, dilansir dari Presisi.co, media jaringan Suara.com.

Usai divaksin, kata Surati, anaknya mengeluh demam. Kemudian Azmi, kata Surati ke ke puskesmas pada Sabtu (22/5/2021) dan diberikan paracetamol dan vitamin.

"Anak saya cuma dikasih dua obat itu saja. Padahal demamnya sudah tinggi dan wajahnya pucat," urainya.

Baca Juga: 500 Pelaku UKM Disuntik Vaksin AstraZeneca, Satu Orang Alami Ini

Selanjtunya pada Rabu (26/5/2021), keluarga Azmi menelepon Puskesmas Karang Joang sekitar pukul 22.30 Wita karena Azmi dalam kondisi lemas.

Saat itu juga, pihak Puskesmas berkunjung ke rumah dan menjemput dengan ambulans. Di Puskesmas, Azmi mendapatkan pertolongan pertama.

"Diperiksa dengan Elektrokardiogram (EKG) dan diketahui detak jantung meningkat. Kemudian dilakukan tes antigen dengan hasil negatif," kata Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Andi Sri Juliarty.

Selanjutnya, Azmi sempat diinfus, diberi oksigen, dan dipasang kateter.

Disebutkan Juliarty, pemeriksaan ini sesuai standar yang dilakukan sebagai tindakan pra rujukan. Apalagi jarak antara puskesmas ke rumah sakit terdekat cukup jauh. Yakni sekitar 9 kilometer.

Baca Juga: BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Nomor Bets CTMAV 547 Aman Digunakan

Langkah berikutnya, pihak puskesmas menghubungi rumah sakit rujukan yang dapat menangani kasus kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

"Di Balikpapan ada Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD). Namun saat itu ICU penuh. Sehingga dibawa ke rumah sakit rujukan KIPI yang kedua yakni RSUD Beriman," terangnya.

Setiba di RSUD Beriman, juga dilakukan pertolongan dan kondisinya semakin lemah. Kadar oksigen hanya 40 persen dan dinyatakan meninggal pukul 02.50 Wita.

Lantas, apakah kasus ini disebabkan oleh vaksinasi? Juliarty belum bisa memastikan hal tersebut. Sebab, prosedur pada kasus seperti ini harus melapor lebih dulu melalui aplikasi KIPI.

Lebih lanjut, Juliarty memastikan antara 18-25 Mei 2021, puskesmas tidak mendapat laporan apa-apa. Demikian juga laporan dari Azmi.

"Setelah kami cek, juga tidak ada kunjungan pada 22 Mei 2021 sebagaimana informasi yang beredar," jelasnya.

Namun pada 25 Mei 2021, ada kunjungan Azmi namun dalam kondisi baik. Hanya mengeluh batuk dan pusing. Selanjutnya, pada 26 Mei 2021, Azmi semakin lemas.

Perihal kondisi Azmi yang demam tinggi dan batuk sebelum divaksin pada 18 Mei 2021 seperti kabar beredar, Juliarty menegaskan hal itu perlu dipastikan lagi. Sebab hasil screening pada Azmi saat itu layak divaksin.

"Ada prosedur screening dan sekarang pun peserta mengisi sendiri lembarnya. Mereka menyatakan sendiri kondisi kesehatannya. Kalau demam juga diperiksa. Ditentukan oleh hasil pengecekan suhu. Nanti kita lihat di lembar yang Azmi isi waktu itu hasil screening layak divaksin," urainya.

Saat ini pun, kelompok kerja KIPI dari Dinas Kesehatan Balikpapan akan membahas kejadian ini. Jika memungkinkan, hasil pembahasan bisa didapatkan dalam waktu seminggu.

https://presisi.co/read/2021/05/27/3419/guru-honorer-meninggal-setelah-divaksin-ini-penjelasan-dinas-kesehatan-balikpapan

Load More