SuaraKaltim.id - Dalam hitungan beberapa waktu belakang, permintaan peti mati di Kota Balikpapan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Seorang pembuat peti mati, Andri mengemukakan, saat ini menyiapkan 50 peti agar sewaktu-waktu jika ada permintaan langsung tersedia.
Dikatakannya, pihaknya sengaja membuat lebih banyak karena saat permintaan sedang tinggi-tingginya, kerap dikejar waktu pengerjaan. Dikatakannya, dalam sehari saat permintaan meningkat bisa menerima pesanan hingga 12 peti.
"Kami bisa produksi hingga 20 peti per hari. Tapi saat itu ada permintaan 12 peti sekaligus karena ada 12 orang yang meninggal dunia," katanya yang juga Ketua Yayasan Kasimo Balikpapan kepada Presisi.co-jaringan Suara.com pada Jumat (2/7/2021).
Baca Juga: Warga Rampas Jenazah Covid-19 di Sulsel, Peti Mati Dilemparkan ke Petugas
Diakuinya, permintaan saat ini kembali tinggi, padahal sebelumnya permintaan tidak seperti saat ini yang beriringan dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Balikpapan.
Dia mengemukakan, peti tersebut diproduksi di workshop miliknya yang berada di Km 15 Balikpapan Utara.
Pesanan yang paling banyak dikerjakannya saat ini kebanyakan berasal dari rumah sakit, seperti RSUD Beriman, RSUD Kanujoso Djatiwibowo dan RS Pertamina Balikpapan. Dalam sekali pemesanan, biasanya rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 di Balikpapan tersebut meminta peti cadangan setidaknya lima peti.
Hal tersebut biasanya untuk mengantisipasi bila ada pasien yang meninggal di waktu-waktu tertentu.
Pun selama ini dia selalu membuat peti berdasarkan koordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat.
Baca Juga: Dilema Pengrajin Peti Mati di Masa Pandemi: Harus Bahagia atau Berduka?
"Walau yang meninggal karyawan swasta, tetap ditangani oleh Satgas Covid-19," ujarnya.
Pesanan peti tak diakuinya tak hanya datang dari dalam kota, tetapi dari luar kota seperti Bontang. Bahkan saat peti jenazah di Bontang sedang habis, mereka membelinya dari Yayasan Kasimo.
"Mereka pesan 10 peti," terangnya.
Untuk kualitas peti yang dibuatnya, Andri tetap menggunakan bahan yang layak seperti peti pada umumnya, yakni triplek yang dicat serta dilengkapi plastik pembungkus.
Sementara untuk harga satuan peti dewasa dibanderol seharga Rp 1,7 juta, sedangkan untuk anak-anak Rp 1,3 juta.
"Itu anggaran dari Kemenkes. Kami sesuaikan juga, yang penting layak. Kalau kami gunakan tenaga tukang Balikpapan enggak menutup (keuntungan)," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
-
5 HP dengan Kamera Terbaik di Dunia 2025, Ada Vivo dan Huawei
-
8 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Besar Performa Handal
-
Eks Pelatih Vinicius Junior Diincar Klub Liga 1: Persija atau Bali United?
-
Harga Emas Antam Naik Turun, Hari Ini Dibanderol Rp 1.894.000/Gram
Terkini
-
Antrean BBM di Balikpapan Mulai Terurai, SPBU Kini Beroperasi 24 Jam
-
Link DANA Kaget Resmi Hari Ini: Cek 3 Tautan Bernilai Ratusan Ribu!
-
5 Link DANA Kaget Terbaru 21 Mei 2025, Buruan Klaim Sebelum Kehabisan!
-
Bupati PPU Dorong Pramuka Kelola Kawasan Edukasi Lingkungan di Era IKN
-
400 Honorer Baru Tak Bisa Ikut PPPK, Pemkot Bontang Kena Semprit Pusat