SuaraKaltim.id - Banyak tantangan yang dihadapi tim pemakaman jenazah Covid-19 di Balikpapan. Fajar salah satu anggota tim mengaku, sudah satu bulan tidak pulang ke rumah.
Bersama dengan petugas lain, mereka memilih tinggal di penginapan yang sudah disediakan pemerintah.
"Kalau sekarang yang tidak boleh bertemu dengan keluarga karena angka kematian naik. Sudah sebulan saya tidak pulang. Beberapa waktu yang lalu, saat beberapa hari tidak ada yang meninggal, baru saya bertemu dengan keluarga," ujar ayah enam orang anak ini.
Sementara saat disinggung soal pengalaman yang paling berkesan saat melakukan pemakaman terhadap jenazah Covid-19, Fajar mengaku cukup banyak. Bahkan tak jarang kerap meneteskan air mata.
"Banyak, Mas. Dulu pernah ada ibu-ibu meninggal, anaknya masih kecil. Nangis-nangis. Lalau saya kasi anaknya memegang tanah supaya ditabur duluan. Saat itu saya juga menangis," pungkasnya.
Beberapa hari terakhir, angka pasien yang terpapar Covid-19 kembali melonjak di Balikpapan. Bahkan, beberapa pasien di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Minyak, harus mengantri di ruang IGD. Lantaran ruang isolasi dan ICU penuh dengan pasien.
Tak sampai di situ saja. Selain angka pasien yang naik, angka kematian juga bertambah. Lebih tinggi dibandingkan kenaikan angka Covid-19 pada akhir Januari dan Februari 2021 lalu.
Salah satu petugas pemakaman jenazah Covid-19 di Balikpapan, Fajar Sulaiman saat ditemui SuaraKaltim.id, Sabtu (3/7/2021) sore, mengaku angka kematian pasien saat ini adalah yang tertinggi. Jika dibandingkan dari tahun sebelumnya.
"Beberapa hari terakhir ini, kami pernah melakukan pemakaman hingga 12 jenazah dalam satu hari. Saat ini masih diantara enam sampai tujuh jenazah," ujarnya di Balikpapan.
Baca Juga: Buat Warga Balikpapan yang Ingin Vaksinasi Covid-19 Bisa Daftar di Link Ini
Karena angka kematian tinggi, pria kelahiran tahun 1982 ini pun mengaku kalau waktu istirahat mereka tidak menentu. Kebetulan kalau jenazah pasien Covid-19 tidak boleh lama dan harus segera dikebumikan.
"Harus siaga selam 24 jam. Jadi kami semua yang urusin mulai dari rumah sakit sampai pemakaman selesai. Kalau yang menggali kuburan sudah ada dari Disperkim. Tapi kami harus selalu koordinasi," katanya.
Fajar sendiri mengaku, saat ini dia bekerja dengan ikhlas. Sudah setahun lebih dia bersama dengan temannya melakukan pekerjaan ini tulus.
Selain rasa khawatir, pria yang mengenakan rompi warna coklat ini juga mengaku kerap menghadapi kendala di lapangan.
Salah satunya adalah ketika berhadap dengan keluarga almarhum yang tidak mau dikebumikan secara protokol Covid-19. Mereka harus berupaya menjelaskan kepada mereka agar keluarga yang berduka menerimanya.
Begitu juga ketika memberi pengarahan kepada keluarga yang meninggal saat hendak dilakukan pemakaman. Mereka terlebih dahulu menjelaskan protokol yang harus dipatuhi agar terhindar dari virus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Masih Tinggi, Angka Anak Putus Sekolah di PPU Jadi PR Besar Kawasan IKN
-
Kasus Bimtek Dishub Bontang: Ratusan Juta Diduga Raib, ASN Naik Bus tapi Dilapor Travel
-
Efisiensi 75 Persen vs Gratispol: Mampukah Pemprov Kaltim Menepati Komitmen?
-
PPU Tagih Komitmen Pusat, Infrastruktur Pertanian Jadi Penopang IKN
-
Banjir Rusak Dokumen hingga Ijazah, SMPN 24 Samarinda Kini Menanti Kepastian Relokasi