SuaraKaltim.id - Mantan Menteri Penerangan Zaman Orde Baru Harmoko meninggal dunia pada Minggu (4/7/2021) malam. Mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta.
Berita duka cita tersebut sempat tersiar melalui pesan berantai pada Minggu (4/7/2021) malam.
"Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bapak H. Harmoko bin Asmoprawiro pada hari Minggu 4 Juli jam 20:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah beliau husnul khotimah. Aamiin," bunyi pesan yang diterima Suarasurakarta.id.
Jenazah Harmoko dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada Senin (5/7/2021) pagi ini.
Sekilas Harmoko
Harmoko lahir di Patianrowo, Nganjuk, 7 Februari 1939. Selain pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru, dia juga pernah menjadi Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie.
Sebelum meniti karier politik, Harmoko bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka, selepas SMA. Kemudian di tahun 1964, dia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965.
Dia juga menjadi pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Kemudian di tahun 1966 hingga 1968, dia menjadi penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Hingga akhirnya di tahun 1970 dia menerbitkan Harian Pos Kota bersama beberapa temannya.
Selama menjadi Menteri Penerangan, Harmoko kerap mencetuskan berbagai terobosan dalam proses komunikasi pembangunan yang beriringan dengan Rezim Orde Baru. Dia memulainya dengan membuat gerakan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.
Baca Juga: Harmoko Meninggal Dunia, Gus Nadir Ungkit Prestasi Harmoko Membredel Majalah Tempo
Bahkan, ketika Pemilu, Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini juga dinilai berhasil memengaruhi hasil pemilihan umum (Pemilu) lewat program kampanye "Safari Ramadhan".
Tak hanya itu, dia juga dikenal sebagai pencetus istilah "Temu Kader". Sebelum turun dari gelanggang politik, dia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-7. Tak bertahan lama, sekira dua bulan kemudian, sebagai Ketua DPR/MPR dia meminta orang nomor satu di Zaman Orde Baru untuk lengser, karena kuatnya desakan gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi.
Hingga kini, Harmoko kerap dikenang dengan kata-kata 'Atas petunjuk bapak presiden' yang menjadi kata-kata andalan saat menyampaikan pengumuman penting dari Pemerintahan Orde Baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Penerapan MBG Berdampak Positif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
-
Roda Perekonomian UMKM dan Warga Berputar Berkat Program MBG
-
Ribuan Paket MBG Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumbar
-
Malam Tahun Baru di Balikpapan Lebih Berwarna dengan Pesta 4 Zone Studio
-
Kepala Daerah Sangat Berperan di Program MBG, Nanik: Jadi Conductor dan Arranger