SuaraKaltim.id - Kekesalan Cahya Sinda nampaknya sudah tak tertahan lagi. Pemilik kafe Atitud Coffee di Kota Malang Jawa Timur melakukan aksi protes terhadap penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang berlaku mulai 3 Juli hingga 20 Juli 2021.
Aksi protesnya pun cukup unik, dia memberikan harga spesial bagi aparat dan pejabat yang ngopi di tempatnya, tiga kali lipat dari harga standarnya.
Dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa lagi lantaran baru membuka kafe tersebut pada 28 Juni 2021 lalu.
Namun tak lama berselang, bisnisnya terpaksa dibatasi dengan kebijakan pelaksanaan PPKM Darurat.
Diakuinya promo saat buka kafe yang umumnya dilakukan, saat ini akan cukup sulit karena budget yang terbatas.
"Kita nggak ada budget buat itu (promo). Sudah habis. Akhirnya mikir-mikir ya promo nggak harus potong harga. Kita naikkan. Kan banyak ekonominya susah dan ngomongin bansos segala macem. Aku mikir promo harga tiga kali dari normal buat aparat dan pegawai pemerintah," ujarnya seperti dilansir Timesindonesia.co.id-jaringan Suara.com.
Diungkapkannya, promo menaikan harga tiga kali lipat tersebut sebagai bentuk protes terkait peraturan PPKM Darurat.
Dia membandingkannya dengan para aparat dan pegawai pemerintah yang ekonominya cenderung baik-baik saja dan stabil dalam kondisi apapun.
Kondisi tersebut, menurutnya, sangat timpang dengan dengan pelaku usaha kecil seperti dirinya.
Baca Juga: Promo Satire, Kedai Kopi di Malang ini Patok Harga Tiga Kali Lipat untuk Aparat dan PNS
Apalagi, kafe tersebut juga baru saja buka dan langsung diwajibkan take away.
"Orang tua saya sendiri juga PNS. Terus kakak itu Nakes (tenaga kesehatan). Mereka punya penghasilan tetap. Ekonomi mereka stabil. Sementara kalau aku bagaimana? Jadinya sekalian itu minta bansos UMKM itu diubah diksinya jadi ngasih promo tiga kali harga normal," ungkapnya.
Kekecewaan Cahya terkait PPKM karena merasa ada ketidakadilan karena harus tutup jam 20.00 WIB dan dilarang dine in.
Menurutnya, penerapan pembatasan aktivitas warga saat ini hanyalah permainan diksi saja. Seperti halnya lockdown, PSBB dan akhirnya berubah menjadi PPKM Darurat.
"Tanggal 12 lalu kita juga kena gerebek. Itu teguran aja. Susahnya minta ampun. Orang sepi nggak ada pengunjung juga. Dapat tiga hari buka PPKM. Semua rencana awal modal berantakan," keluhnya.
"Setiap hari per cup itu cuma bisa dihitung jari. Ini kita mau disuruh full take away. Kita mau nyiapain take away gimana, belum ada yang tahu kafe kita. Paling cuma teman-teman yang punya ruko saja," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Pilihan
-
Figur Kontroversial Era 98 Dianugerahi Bintang Jasa, Siapa Sebenarnya Zacky Anwar Makarim?
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 1 Jutaan Terbaru Agustus 2025, Terbaru Galaxy A07
-
Shin Tae-yong Batal Dampingi Korea Selatan U-23, Rencana 'Reuni Panas' di Sidoarjo Buyar
-
Daya Beli Melemah, CORE Curiga Target Pajak RAPBN 2026 'Ngawang'!"
-
Prabowo Kirim 'Surat Sakti' ke DPR Demi Dua Striker Baru Timnas Indonesia
Terkini
-
Penerimaan Pajak KaltimKaltara Rp 16,54 Triliun, Netto Tertekan 35,84 Persen
-
BMKG Prediksi Hujan Rendah di Kaltim Akhir Agustus, Warga Diminta Waspada
-
Target 34 Ton per Hektare, PPU Genjot Produksi Padi di Kawasan IKN
-
Serba Hitam dan Bawa Bendera One Piece, Warga Balikpapan Protes PBB Naik 3.000 Persen
-
Golkar Kaltim Pasca Musda XI: Struktur Belum Final, Konsolidasi Tertunda