Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Minggu, 15 Agustus 2021 | 12:01 WIB
Hilman yang sedang membenari dagangan bendera. [Suara.com/Apriskian Tauda Parulian]

"Ya semoga lah bisa kembali normal lagi keadaan Indonesia. Gak kayak gini terus. Kasian kami yang hanya pedagang musiman seperti ini," harapnya.

Juan Wijaya, pria asal Bandung beradu nasib sebagai penjual bendera di Kukar. [Suara.com/Apriskian Tauda Parulian]

Hal senada disampaikan Juan Wijaya. Pria usia 29 tahun ini mengaku ada perubahan omzet pendapatan dimasa pandemi.

Pria asal Kota Bandung ini menyatakan sebelum Covid-19, dari awal Juli hingga 17 Agustus keuntungan yang didapatkan bisa Rp 100 juta.

"Sekarang susah, cuma bisa (dapat) untung Rp 20 jutaan, hampir 80 persen hilangnya," ujarnya.

Baca Juga: Album Checkmate ITZY Susul Catatan Manis BLACKPINK dan aespa

Juan berjualan di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar). Untuk harga juga beragam. Dari bendera dengan ukuran 1x80 meter dipasang tarif senilai Rp 120 ribu. Kemudian, 1x50 meter diberi harga Rp 65 ribu, 1x20 meter seharga Rp 40 ribu, dan ukuran 90 cm Rp 25 ribu.

Ia berjualan di Kukar sejak 2015. Tiap tahun menjadi hal yang pasti baginya untuk ke Kota Raja buat berjualan.

"Ini kan acara tiap tahun, jadi pasti saya kesini, selebiihnya saya cuma supir saja," lugasnya.

Tak hanya Hilman dan Juan, Imam juga memiliki cerita. Bersama Juan, ia memilih Kukar sebagai peraduannya.

Imam menjelaskan, pengiriman bendera dilakukan melalui ekspedisi ke Samarinda. Lalu setelahnya, diambil Imam kemudian dijualkan.

Baca Juga: 7 Lomba 17 Agustus Online yang Unik di Tengah Pandemi

Untuk penyediaan bendera, ia menyiapkan 5 karung. Dengan masing-masing isi sebanyak 100 bendera untuk dijual.

Load More