Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 19 Agustus 2021 | 15:03 WIB
Lokasi Kabupaten Kutai Kartanegara. [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Jumlah Kecamatan di Kutai Kartanegara (Kukar) resmi bertambah, yakni Samboja Barat dan Kota Bangun Darat. Awalnya, Kukar hanya memiliki 18 kecamatan saja, kini menjadi 20.

Selain bertujuan mempercepat pembangunan infrastruktur serta mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat. Ternyata penambahan dua kecamatan baru ini menjadi permasalahan tersendiri yang  dihadapi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kukar.

Pasalnya, semua dokumen kependudukan di kedua kecamatan baru harus diperbaharui kembali. Sebab Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan sejenisnya masih masuk kecamatan induk masing-masing.

Kepala Disdukcapil Kukar, Muhammad Iryanto mengatakan, berdasarkan jumlah penduduk kedua kecamatan ini setelah didata dua bulan lalu, sekitar 46 ribu orang. Artinya, yang sudah memiliki KTP dan KK dengan kode wilayah lama harus di perbaharui kembali.

Baca Juga: Mengenal Sultan Aji Muhammad Idris, Raja Kutai Kartanegara Ke-14

“Karena kode wilayah kecamatan sebelumnya berbeda dengan yang baru, jadi diperbaharui semuanya,” jelasnya, dikutip dari kaltimtoday.c0--Jaringan Suara.com, Kamis (19/8/2021)

Perubahan domisili memakan waktu dan terhalang anggaran

Angka mencapai puluhan ribu orang ini, untuk merubah domisili memerlukan waktu tak sebentar. Pihaknya berencana akan melakukan perubahan tahun depan. Kendala yang dihadapi yakni ketersediaan bahan logistik untuk mencetak dokumen tersebut belum ada.

Ia mengaku sudah melakukan langkah cepat mengantisipasi kekurangan logistik tersebut dengan mengajukan anggaran di APBD-Perubahan tahun 2021. Supaya dibantu dan didukung penganggaran pengadaan logistik dan secepat mungkin bisa terealisasikan.

Selain itu, harapannya agar proses perubahan bisa dilakukan dengan cepat.

Baca Juga: Bakal Jadi Endemi, Tapi Kok Sri Mulyani Pangkas Anggaran Kesehatan Tahun Depan

“Andai logistik ada, kami sudah lakukan perubahan dokumen dan pencetakan namun ketersediaan logistik sudah habis, jadi masih menunggu,” pungkasnya.

Load More