SuaraKaltim.id - Mantan bintang film dewasa keturunan Lebanon, Mia Khalifa menuding badan intelijen Amerika Serikat (AS) CIA sebagai dalang atas terjadinya bencana kemanusiaan yang kini terjadi di Afghanistan.
Menyadur dari Toronto Sun, pada Rabu (18/8/2021), perempuan berusia 28 tahun ini menyatakan hal tersebut dalam unggahannya di media sosial Instagram miliknya.
Dalam unggahan tersebut, dia mengaku takut dengan peristiwa yang terjadi di negara Asia Tengah tersebut.
Masa lalu Mia Khalifa yang lahir di Lebanon dan bersama keluarganya merupakan pelarian yang memilih ke AS sebagai tempat tujuan. Hal itu dilakukan lantaran terjadinya konflik sektarian yang terus menerus di negara tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Berhasil Evakuasi 26 WNI dari Afghanistan dengan Pesawat TNI AU
Selain CIA, Khalifa juga mengecam Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Lantaran setelah terguling dalam sebuah kudeta yang dilakukan Milisi Taliban, orang nomor satu Afghanistan tersebut malah melarikan diri.
“Dan ke mana dia pergi? Negara mana pun yang dia masuki harus melarang dia mencari perlindungan dan meninggalkan warganya di tangan Taliban,” tulisnya.
Dalam unggahan tersebut, Mia Khalifa juga mengingatkan kembali awal mula keterlibatan badan intelijen AS tersebut yang menciptakan dan mendanai Taliban.
“(Ini) saat yang tepat untuk mengingatkan semua orang bahwa CIA Amerika adalah orang yang pertama kali menciptakan dan mendanai Taliban.”
Pemerintah AS sendiri disebut-sebut memasok uang dan senjata kepada Mujahidin Afghanistan yang memerangi Soviet saat Perang Dingin sebelum Perang Saudara Afghanistan pecah pada 1979.
Baca Juga: Akhirnya! Mia Khalifa Menyesal Jadi Bintang Porno: Sangat Hina, Sangat Menyakitkan
Khalifa juga mengecam negaranya sendiri, Lebanon. Dia mengemukakan, karenanya AS menarik pasukan dan membuat Orang Afghanistan rentan terhadap keinginan kediktatoran brutal.
Bahkan, dia menyebutnya sebagai Monster yang Diciptakan AS.
Pun dia juga menuliskan persoalan yang akan dihadapi kaum perempuan di Afghanistan saat Taliban kembali berkuasa di negeri tersebut.
“Anda tahu apa yang akan terjadi sekarang? Taliban mengambil alih lagi, itu akan kembali ke Hukum Syariah, wanita tidak akan dapat mencari pendidikan, mereka tidak akan dapat meninggalkan rumah tanpa pengawalan oleh seorang pria, mereka tidak akan dapat menyangkal atau menolak pernikahan apa pun proposal, mereka akan kehilangan semua otonomi tubuh yang mereka miliki sekarang.”
Berita Terkait
-
Dilarang Sekolah, Bocah Perempuan Afghanistan Dipaksa Jadi Penenun Karpet
-
Tatap Perempat Final Piala Asia U-17, Timnas Indonesia Punya Modal Bagus
-
Analisis Timnas U-17 vs Afghanistan: Garuda Muda Sempat Kehilangan Identitas Penyerangan
-
Sempat Deadlock, Timnas Indonesia Hajar Afghanistan Dua Gol Tanpa Balas
-
Nova Arianto Buka Suara usai Susah Payah Tundukkan Afghanistan
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Dampak IKN, Babulu Diusulkan Punya Rumah Sakit Sendiri
-
Cuma Janji, Gaji Tak Dibayar, Karyawan RSHD Samarinda Mengadu ke Disnaker
-
650 Warga Kaltim Terdampak Dugaan BBM Tercemar, Pemprov Turun Tangan
-
Link DANA Kaget Aktif 17 April 2025: Siap-Siap Dapat Saldo Gratis
-
Maruarar Panggil AHY dan Basuki, Bahas Nasib Tower Hunian IKN