SuaraKaltim.id - Para peneliti menemukan fakta terbaru bahwa paparan polusi udara yang sangat tinggi mampu membuat anak mengalami kegemukan atau obesitas. Dampaknya, para anak juga akan beresiko mengalami asma.
Penelitian itu menuturkan, anak yang obesitas memiliki peluang 79 persen lebih besar terkena asma. Kini, kasus itu paling tinggi di Delhi. Dimana wilayah itu mengalami kualitas udara yang buruk tiap tahunnya.
Melansir dari Suara.com, Selasa (7/9/2021). ada banyak penyebab kegemukan yang bisa terjadi pada ana. Namun, polusi udara di sekiar mampu menjadi salah satu faktor penting.
Studi yang dilakukan Lung Care Foundation dan Pulmocare Research and Education merupakan studi pertama yang dilakukan di India. Dimana dalam studi itu para peneliti menemukan hubungan antara para anak dengan berat badan berlebihan, kemudian asma dan polusi udara.
Baca Juga: Jenis Metode Penelitian, Selain Kualitatif dan Kuantitatif
Para peneliti ini sudah lama mempringatkan, kontak yang terlalu lama dengan udara kotor mampu menjadi penyebab penyakit pernapasan, terutama pada anak.
Lung Care Foundation juga mengamati, sebanyak 3.157 anak di 12 sekolah yang mereka pilih secara acak di Delhi, di kota Kottayam dan Mysuru di India selatan yang memiliki udara relatif lebih bersih.
Studi mereka menemukan bahwa jumlah anak-anak di Delhi yang kelebihan berat badan lebih banyak 39,8 persen dibandingkan dengan 16,4 persen anak-anak di Kottayam dan Mysuru.
Delhi merupakan salah satu kota yang udaranya paling tercemar. Tiap tahunnya, di wilayah tersebut polusi udara meningkat sekitar sembilan kali lipat dari standar udara aman bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dr Sundeep Salvi, direktur Yayasan Penelitian dan Pendidikan Pulmocare (PURE) di kota barat Pune mengatakan, penelitian itu menegaskan penghirup udara yang tidak bersih bisa membuat anak-anak obesitas.
Baca Juga: 7 Momen Edric Tjandra Momong Anak, Gemas dan Kompak saat Quality Time
Katanya, polutan di udara mengandung bahan kimia tertentu, yang biasa dikenal sebagai obesogen. Obesogen ini mampu mengubah metabolisme seseorang ketika menghirupnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
IDAI Kritik Kemenkes Mutasi dr Piprim dari RSCM: Menurunkan Kualitas Subspesialis Kardiologi Anak
-
Komdigi Gandeng UNICEF Terapkan Aturan Baru Batasi Anak Main Medsos
-
Jangan Abaikan Pentingnya Pantau Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini
-
Sudirman Cup 2025: Line Up Indonesia vs India, Ada Jojo dan Putri KW
-
Mengenal PP Tunas, Aturan Baru yang Wajibkan Platform Digital Amankan Anak dari Konten Berbahaya
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- Terlanjur Gagal Bayar Pinjol Jangan Panik, Ini Cara Mengatasinya
- Mayjen Purn Komaruddin Simanjuntak Tegaskan Sikap PPAD
- 7 HP Android dengan Kamera Setara iPhone 16 Pro Max, Harga Mulai Rp 2 Jutaan Saja
- Pascal Struijk Bongkar Duet Impian, Bukan dengan Jay Idzes atau Mees Hilgers
Pilihan
-
Jelang Kongres Tahunan, Erick Thohir Bocorkan Masa Depannya di PSSI
-
4 Rekomendasi HP Samsung Rp 3 Jutaan Terbaik April 2025, RAM Besar dan Kamera Ciamik
-
Bak Lelucon, Eliano Reijnders Tertawa Jawab Rumor Bakal Pindah Liga Malaysia
-
Wahana Permainan di Pasar Malam Alkid Keraton Solo Ambruk, Ini Penjelasan EO
-
Nasib Muhammad Ferarri dan Asnawi Mangkualam Lawan MU Masih Abu-Abu, PSSI Angkat Bicara
Terkini
-
2 Link DANA Kaget Aktif, Waspada Saldo Gratis Palsu!
-
Hadapi Era IKN, PPU Siapkan RPJMD Terpadu dan Jalan Lingkar Strategis
-
Saldo DANA Gratis Menantimu! Klaim Link DANA Kaget Sekarang Juga
-
Karhutla Mengintai! Kaltim Aktifkan Tim Siaga dan Minta Alat Deteksi Tambahan
-
Cuaca Bisa Berubah Cepat, BMKG Ingatkan Bahaya Petir dan Angin Kencang di Kaltim