SuaraKaltim.id - Memasuki transisi dari musim hujan ke kemarau, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balikpapan mengingatkan masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, khususnya angin puting beliung.
Kepala BMKG Balikpapan Kukuh Ribudiyanto menyebut bahwa fase peralihan musim atau pancaroba merupakan periode yang rawan terhadap terbentuknya angin kencang berputar tersebut.
"Pada masa peralihan yang perlu diwaspadai adalah angin puting beliung karena kejadian itu sangat rentan terjadi di masa peralihan," ujar Kukuh, melansir dari ANTARA, Selasa 29 April 2025.
Menurutnya, hingga akhir April, sebagian besar wilayah Kaltim masih berada dalam fase puncak kedua musim hujan. Namun, mulai Mei akan memasuki masa transisi yang ditandai dengan cuaca yang tidak menentu.
"Setelahnya, sudah mulai masuk masa peralihan musim, dan diperkirakan akhir Juni sudah masuk musim kemarau," katanya menambahkan.
Puting beliung, lanjut Kukuh, kerap muncul pada siang hingga sore hari dengan sejumlah tanda khas.
Udara yang tiba-tiba terasa panas dan gerah, langit mendadak gelap setelah cerah, serta angin yang berubah arah secara tiba-tiba menjadi indikasi awal.
"Biasanya menjelang puting beliung, awan tumbuh sangat cepat membentuk awan cumulonimbus, langit menjadi gelap, disertai angin kencang, dan tak lama kemudian hujan deras turun disertai petir," jelasnya.
Ia menekankan bahwa meski bersifat lokal dan berlangsung singkat, puting beliung bisa menimbulkan kerusakan serius, khususnya jika terjadi di daerah padat penduduk.
Baca Juga: Seleksi PPPK Tahap II di Kaltim Resmi Dimulai, 3.144 Peserta Berebut Formasi
Selain risiko angin kencang, Kukuh juga mengingatkan masyarakat pesisir terkait potensi meningkatnya gelombang laut di Selat Makassar saat kemarau nanti.
Angin dari tenggara dan selatan diperkirakan akan mendominasi dan berpotensi mengganggu aktivitas pelayaran.
"Gelombang dari tenggara dan selatan akan lebih dominan, dan bisa mengganggu aktivitas nelayan serta pelayaran kecil," ujarnya.
BMKG menyarankan warga untuk selalu memperhatikan informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini.
Kukuh juga mengimbau masyarakat agar tidak berteduh di bawah pohon besar atau papan reklame saat cuaca ekstrem berlangsung.
"Kenali ciri-ciri cuaca ekstrem, waspadai kondisi langit, dan segera berlindung ke tempat aman jika cuaca memburuk secara tiba-tiba," imbaunya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Mobil Kecil Boleh Melintas di Jalan Tol IKN saat Nataru, Berikut Ini Jadwalnya
-
Penerapan MBG Berdampak Positif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
-
Roda Perekonomian UMKM dan Warga Berputar Berkat Program MBG
-
Ribuan Paket MBG Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumbar
-
Malam Tahun Baru di Balikpapan Lebih Berwarna dengan Pesta 4 Zone Studio