Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 16 September 2021 | 17:25 WIB
Muhammad Rifki menunjukkan foto Utra Iswahyudi (dua kanan) di rumah duka Jalan Al Makmur. [Suara.com/Setiawan]

SuaraKaltim.id - Bak disambar petir di siang bolong, Dewi Agustina kaget saat pertama kali mendengar kabar pesawat Rimbun Air, mengalami crash di Sugapa, Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9) siang.

Di dalam pesawat ada sang suami, Utra Iswahyudi (41) yang sudah menjadi teknisi pesawat Rimbun Air, beberapa tahun terakhir.

"Sekitar jam 11 siang saya baru dapat kabar dari teman dan tetangga. Seharian saya memang tidak pantau media," kata Dewi, Kamis (15/9/2021).

Ya, kabar jatuhnya pesawat Rimbun Air memang sudah tersebar di media nasional dan lokal sejak Rabu pagi.

Baca Juga: Tiga Kru Pesawat Rimbun Air Ditemukan Meninggal Dalam Badan Pesawat

Mendapat kabar pesawat yang ditumpangi suami jatuh, dia langsung berusaha menghubungi handphone Iswahyudi. Sayang, berkali-kali mencoba, panggilan telpon tak kunjung tersambung.

Dewi seakan tak percaya, percakapanya dengan sang suami, Senin (13/9) malam, adalah kali terakhir dia mendengar suara Utra Iswahyudi.

"Malam itu dia (Yudi) telpon, katanya habis pijat. Setelah itu ngobrol seperti biasa, nanyain anak. Terus bilang besok mau terbang lagi," lanjutnya.

Dia meneruskan, Iswahyudi juga tak berlama-lama di sambungan telepon. Sang suami izin untuk istirahat lebih cepat, karena ada penerbangan pagi.

"Kalau mau terbang pagi biasa seperti itu. Dia pasti istirahat lebih cepat," terangnya.

Baca Juga: Polisi Pastikan Pesawat Rimbun Air Jatuh di Papua Bukan Ditembak Kelompok Bersenjata

Dia juga masih tak percaya, pertemuannya dengan sang suami dua minggu lalu jadi kali terakhir.  "Jadwal off-nya tanggal 19 September nanti," katanya dengan nada suara lirih.

Tanggapan lain juga didapat dari kerabat korban. Kerabat korban yang enggan disebutkan namanya itu mengaku Yudi sudah cukup lama bekerja sebagai mekanik pesawat dan helikopter.

Selain di Papua, anak pertama dari empat bersaudara itu juga pernah menjadi teknisi di sebuah perusahaan pesawat carter di Balikpapan dan Papua Nugini.

"Dia juga pernah mengalami kecelakaan di Ternate," katanya di rumah duka, Jalan Makmur RT 32, Balikpapan Selatan.

Muhammad Rifki (32), ipar korban, mennyebut Utra Iswahyudi adalah sosok pendiam.  Kendati demikian, laki-laki 41 tahun tersebut juga sosok yang ringan tangan dan suka membantu sesama, terutama saudara dan kawan-kawannya.

"Biasanya kalau libur dia mengisi waktu dengan memancing dan bermain futsal," ujarnya.

Mendiang Yudi meninggalkan dua anak perempuan yang masih berusia 5 tahun dan 2 tahun.

Jenazah Yudi rencananya tiba di Balikpapan Jum'at (17/9). "Tapi waktu pastinya belum dikabari dari pihak perusahaan," katanya lagi.

Sebagai informasi pesawat pengangkut logistik Rimbun Air mengalami crash di kawasan Sugapa, Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9) pagi.

Cuaca yang buruk diduga membuat pesawat Rimbun Air gagal landing. Pesawat kemudian berusaha naik mengambil arah kiri bandara.

Setelahnya, terdengar suara keras oleh pihak bandara yang berada di landasan. Diduga pesawat jatuh usai menabrak gunung.

Pesawat Rimbun Air yang jatuh berisikan 3 kru yakni Mirza sebagai pilot, Fajar sebagai kopilot, dan Utra Iswahyudi selaku teknisi. Ketiga kru pesawat dipastikan meninggal akibat insiden tersebut.

Kontributor: Setiawan

Load More