Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 07 Oktober 2021 | 14:38 WIB
Situasi banjir di sekitar rumah Indra yang berada di Jalan Raya kilometer 64 RT 14, Long Kali. Ketinggian air hingga kini terus bertambah. [Suara.com/Denada S Putri]

SuaraKaltim.id - Masyarakat aKabupaten Paser masih berjibaku dengan situasi banjir yang terjadi di wilayahnya. Sudah beberapa hari terakhir, banjir dengan kedalaman hingga 4 meter terjadi di sana.

Menurut keterangan salah satu warga di Jalan Raya kilometer 64 RT 14, Long Kali, banjir yang dialami oleh mereka sudah terjadi sejak 5 Oktober 2021.

"Iya di Kecamatan Long Kali banjirnya makin naik, waktu kemarin enggak. Di rumah saya sendiri sudah 2 meteran, di desa-desa sana sudah 4 meteran lebih," kata Indra Doni Sulaiman saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (6/10/2021).

Menurutnya, untuk di desa-desa yang banjirnya lebih dalam, itu berada di Desa Muara Pias dan Desa Munggu.

Baca Juga: Banjir di Paser, Ketinggian Capai 4 Meter, Bantuan Pemerintah Masih Belum Terlihat

Terkait bantuan, katanya beberapa tempat sudah mendapatkan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser. Bantuan itu berupa sembako.

"Bantuan sudah sampai desa, cuma dari BPBD saja, dari pemerintah belum ada," tuturnya.

Katanya, untuk usaha evakuasi, sejauh ini hanya dilakukan oleh warga sendiri. Mereka bahu-membahu saling menolong untuk bisa mengevakuasi diri.

Sedangkan bantuan evakuasi dari pemerintah, diterangkan Indra terlambat datang. Bahkan ketika datang hanya sebagian saja warga yang dibantu.

Situasi banjir di Jalan Raya kilometer 64 RT 14, Long Kali. [Suara.com/Denada S Putri]

Keluhan dan ketakutan disampaikan Indra terjadi di sana. Mereka takut terhadap hewan liar yang bisa saja menyerang mereka ketika banjir terjadi.

Baca Juga: Fenomena Banjir di Kabupaten Paser, Air Setinggi Pinggang Orang Dewasa

"Bantuan sudah lambat, kami juga takut sama ular dan buaya," keluhnya.

Hal senada disampaikan Faridah. Dia juga warga Jalan Raya kilometer 64 RT 14, Long Kali. Menurutnya juga, bantuan dan sembako juga belum didapatkan.

Dapur umum juga belum didirikan di wilayah tersebut, padahal berdasarkan pengakuannya warga setempat membutuhkan hal macam itu.

"Sudah banyak pengungsi, tapi saya lihat belum ada bantuan yang diberikan," jelasnya.

Dirinya sendiri belum mengetahui alasan kenapa dia dan warga setempat belum mendapatkan bantuan. Ditanya soal jarak, mereka mengaku wilayah mereka tinggal merupakan tempat berkumpulnya warga yang mengevakuasi diri dari desa.

Karena alasan itu, dia menilai bahwa tempatnya merupakan posisi strategis jika mendirikan dapur umum dan melakukan pembagian sembako.

"Kalau di desa sudah pada tenggelam semua, yang belum keluar, terkepung sama sekali tidak bisa keluar. Tempat mengungsi disini (biasanya). Bantuan dari pemerintah belum semuanya (diberikan)," pungkasnya.

Load More