SuaraKaltim.id - Gelombang Covid-19 di Kutai Timur (Kutim) kini mulai melandai. Semakin meredanya kasus Covid-19 maka tenaga kesehatan yang diperbantukan dari Puskesmas dikembalikan ke tempat tugasnya semula.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kutim, Bahrani Hasanal mengatakan, pihaknya hanya mengikuti instruksi dari kepala daerah yang meminta agar Kutim harus tetap siaga. Sehingga untuk nakes Covid-19 hanya jumlahnya dikurangi terlebih dahulu.
“Karena diminta untuk tetap siaga, maka kami ambil kebijakan mengurangi dahulu. Mungkin bisa dilakukan dengan cara bergantian,” ucapnya melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin (6/12/2021).
Diskes Kutim mengambil Nakes dari pegawai Puskesmas yang ada di kecamatan. Maka sebagian akan dikembalikan ke tempat tugasnya masing-masing. Sementara sisanya akan tetap berada di pusat kabupaten untuk berjaga-jaga.
Baca Juga: Pemkot Padang Klaim Capaian Vaksinasi Covid Sudah 70 Persen
“Semoga saja tidak ada gelombang ketiga Covid-19 di Kutim. Tapi kami tetap siapkan tenaga kesehatan untuk berjaga,” tuturnya.
Jadi hingga kini, Pemkab Kutim masih mengaktifkan lokasi isolasi terpusat (Isoter) dan rumah karantina. Walaupun sejauh ini tidak ada pasien yang menjalani isolasi mandiri. Begitu juga di rumah sakit, ruang penanganan Covid-19 masih difungsikan.
“Bentuknya hanya sebagai langkah antisipasi saja. Jadi akan tetap siap jika terjadi lonjakan kasus,” bebernya.
Bahrani melanjutkan, untuk kebutuhan nakes yang tetap berjaga dan kembali ke tempat tugasnya masih dikaji terlebih dahulu. Tapi ia memastikan dalam waktu dekat sudah ada keputusan terkait hal tersebut.
“Karena juga berkaitan dengan beban anggaran yang diperlukan,” ungkapnya. Selain masalah anggaran, dia juga menimbang kebutuhan nakes di kecamatan.
Baca Juga: Kabar Baik! Uang Santunan Ahli Waris Covid-19 Samarinda Cair Pertengahan Desember Ini
Dirinya yakin, saat ini justru masyarakat akan banyak memanfaatkan Puskesmas kembali. Penyakit lain yang selama ini tertutupi dengan kasus Covid-19 pasti banyak muncul.
“Seperti darah tinggi, kencing manis dan lainnya pasti muncul lagi dan warga tentu akan membutuhkan Puskesmas,” tandasnya.
Berita Terkait
-
Ngadu soal Jalan Rusak hingga Minim Puskesmas, Legislator Minta Pemprov Satset Urus Keluhan Warga Jaktim
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
10 Tahun Jokowi, Peralatan USG Tersedia di 10 Ribu Puskesmas
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Iuran Rp 20 Ribu untuk Listrik di SMA Negeri 1 Bontang, Disdik Kaltim Angkat Bicara
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
-
Pakai AC di Kelas, Orang Tua Murid Keluhkan Iuran Rp 20 Ribu untuk Bayar Listrik di SMA Negeri 1 Bontang