SuaraKaltim.id - Naiknya harga LPG non subsidi 5,5 kilogram dan 12 kilogram membuat masyarakat tersentak. Kenaikan itu dianggap memberatkan mereka.
Diketahui naiknya harga LPG non subsidi untuk 5,5 kilogram dan 12 kilogra, berlaku sejak Minggu (26/12/2021) kemarin. Hal itu juga terjadi di wilayah Kaltim.
Beberapa warga di Balikpapan, yang biasanya membeli LPG 12 kilogram seharga Rp 150 ribu di pangkalan, mengaku terkejut akan kenaikan harga yang menjadi Rp 190 ribu. Seperti yang disampaikan Andi, warga Balikpapan Tengah.
“Kakak saya sampai cari ke agen di Karang Jati, katanya harga semua Rp 190 ribu,” ucapnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Selasa (28/12/2021).
Sulaiman warga Gunng Sari Ilir, harus mencari LPG 12 kg ke agen langsung di daerah Karang Jati. tutur Andi warga Toko Utama Balikpapan Tengah.
“Naik LPG 12 kg kaget biasanya beli Rp 150 ribu pas kebetulan gas di rumah habis senin kemarin,” imbuhnya.
Warga lain yang juga mengeluh ialah Fatmawati. Dia mendapatkan keluhan dari ibunya.
“Ya ibu bilang gas naik yang 5,5 kg bright gas biasanya Rp 60 ribu jadi Rp 90 ribu,” jelasnya.
Penyebab kenaikan ini katanya belum diketahui. namun baru diketahui hari ini kenaikanya.
Baca Juga: Tambah 3 Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Kaltim, Ini 3 Daerah yang Masih Zona Hijau
“Gak tau kenapa alasan naiknya,” katanya.
Penyesuaian Harga, Diklaim Masih Kompetitif
Terpisah Area Manager Communication and Relations CSR Patra Niaga Pertamina Kalimantan, Satria August Susanto membenarkan adanya kenaikan harga LPG non subsidi. Menurutnya, Pertamina 'terpaksa' menyesuaikan harga LPG non subsidi untuk merespon tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021, dimana pada November 2021 mencapai 847 USD/metrik ton, harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021
“Penyesuaian harga LPG non subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu,” jelasnya juga dikutip di hari yang sama.
Ia menjelaskan, besaran penyesuaian harga LPG non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7.5 persen berkisar antara Rp 1.600 – Rp 2.600 per kilogram. Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG kedepan, serta menciptakan fairness harga antar daerah.
Sedangkan LPG subsidi 3 kilogram yang secara konsumsi nasional mencapai 92.5 persen tidak mengalami penyesuaian harga. Alias, tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Penerapan MBG Berdampak Positif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
-
Roda Perekonomian UMKM dan Warga Berputar Berkat Program MBG
-
Ribuan Paket MBG Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumbar
-
Malam Tahun Baru di Balikpapan Lebih Berwarna dengan Pesta 4 Zone Studio
-
Kepala Daerah Sangat Berperan di Program MBG, Nanik: Jadi Conductor dan Arranger