SuaraKaltim.id - Pemerintahan Basri Rase dan Najirah kini punya pekerjaan rumah tambahan. Sebagai pemimpin daerah, mereka harus membersihkan pegawai nakal yang mengkonsumsi narkoba. Alih-alih mengabdi untuk daerah, pegawai yang mengkonsumsi sabu disebut sering absen kerja.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) Kota Bontang, Amiluddin mengatakan, sudah menumpuk 4 surat persetujuan rehabilitasi narkoba kepada pegawai yang positif sabu di instansi yang ia pimpin.
Mereka kedapatan positif, usai digelarnya tes urine kepada 206 pegawai Disdamkartan. Di mana 9 di antaranya dinyatakan positif.
Dari ke-9 orang ini, 5 orang menolak untuk direhabilitasi. Amiluddin mengaku tahu alasan mereka, namun dipastikan kontraknya belum berakhir tahun ini.
Baca Juga: Nia Ramadhani Minta Dihukum Seringan-ringannya
"Yang jelas 5 orang itu tidak memenuhi syarat untuk diperpanjang kontraknya," ujarnya melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Kamis (30/12/2021).
Ia mengatakan, dua pegawai yang positif narkoba berstatus ASN. Selebihnya pegawai tenaga kontrak daerah. Sehari-hari, kata mantan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset ini, kebanyakan pegawai yang positif narkoba menunjukkan gelagat iklan.
Tetapi, salah satu ASN diantaranya acap kali absen kerja. Pun aduan sering ia terima, kinerja pegawai itu tak becus. Laporan yang Amil terima, oknum pegawai nakal itu disebut sudah lama mengkonsumsi sabu-sabu.
"Saya harap nanti Pak Wali tidak memperkerjakan dia lagi," tulisnya.
Persoalan narkoba bukan hal baru terjadi di instansi penjinak api ini. Setahun lalu, Badan Narkotika Nasional (BNN) Bontang membongkar jaringan yang melibatkan seorang ASN di Damkartan.
Baca Juga: Pengacara Minta 6 Bulan Rehabilitasi dan Ponsel Nia Ramadhani CS Dikembalikan
Regenerasi Kelompok Baru
BNN Bontang memprediksi, kelompok pemadat di Disdamkartan itu 'pemain' baru. Menurut Kepala Seksi Pemberantasan BNN Bontang, AKP Winaryo mereka yang terjaring tak berkaitan dengan jaringan sabu setahun silam.
Ke-9 pegawai ini mengaku sering bersama-sama nyabu. Mereka iuran untuk membeli poketan sabu kecil, seharga Rp 200 ribu dari seseorang, yang kini identitasnya sudah dikantongi petugas.
Tapi, Winaryo mengaku tak mudah mengungkap pemasok ini. Para pengedar rutin berpindah-pindah untuk menghindari kejaran petugas.
"Mereka beli di Bontang juga, nah sekarang kami sudah tahu tempatnya. Tapi butuh waktu untuk ditangkap," ujarnya.
Butuh Ketegasan Wali Kota, Dewan Kecewa Karena Pemkot
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- 9 Mobil Bekas Murah Sekelas Alphard Mulai Rp 60 Juta: Captain Seat Nyaman Selonjoran
- 5 Rekomendasi Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
Pilihan
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Jumbo Terbaru Juni 2025
Terkini
-
5 Amplop DANA Kaget Hari Ini Spesial Momen Libur Idul Adha
-
9 Rekomendasi Sunscreen Hybrid Terbaik, Cegah Penuaan Dini Maksimal Lindungi Kulit
-
3 Pilihan Mobil Bekas Mirip Alphard: Kabin Mewah dengan Fitur Canggih
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Klik Segera 5 Amplop DANA Kaget Hari Ini, Kesempatan Raih Ratusan Ribu