Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Jum'at, 07 Januari 2022 | 17:27 WIB
RSUD Taman Husada Bontang. [kaltimtoday.co]

"Kita banyak dapat masukan dan komplain, itu juga kita jadikan bahan penilaian," ujarnya. 

RSUD Bontang, kata Suhardi, ingin berbenah, memperbaiki kinerja serta beban keuangan gaji yang saat ini sudah menyentuh 43 persen dari total keuangan BLUD RSUD Bontang. Dengan beban gaji itu, sudah sewajarnya rumah sakit mengevaluasi.

"Monitoring dan evaluasi itu sebuah keniscayaan-lah di setiap organisasi," ungkapnya.

Mengaku Tak Ada Pertanyaan Politis

Baca Juga: Jumlah Peserta BPJS Kesehatan Tanggungan Pemkot Bontang Menyusut, Kabar Baik Atau?

Ke-3 orang pegawai honorer di RSUD yang ditanyai, mengaku tak mendapat pertanyaan berbau politis. Mereka ditanyai oleh kepala ruangan ihwal kinerja rutin sehari-hari.

Abdul Muttaqin, pegawai honorer di bidang kepegawaian bagian arsip mengaku, hanya dimintai keterangan soal pemahaman tupoksi kerja. 

Hal senada juga disampaikan Yohanes, pegawai kontrak yang mengurusi keamanan ini mengaku ditanya perihal apa saja yang dilakukan untuk mengamankan area rumah sakit.

"Pertanyaannya, kalau kerja jam berapa, apa saja yang diawasi selama berjaga, saya bilang areal parkir hingga di dalam rumah sakit," tandasnya. 

Salah satu eks pegawai yang diputus kontrak, I Gusti Putu Arsana juga mengaku tak ada pertanyaan politis. Ia mengaku hanya ditanyai 3 pertanyaan, tamatan sekolah, bagaimana hubungan dengan rekan kerja dan bagaimana kalau bapak dipecat.

Baca Juga: Foto Terduga Pelaku Penabrak Seorang Pria di Jalan Hauling Bontang Lestari Tersebar

"Saya jawab semuanya, untu pertanyaan alasan dipecat saya tanya kenapa, salah saya apa," pungkasnya. 

Load More