SuaraKaltim.id - Investor pembangunan pabrik soda ash atau sodium carbonate di Bontang resmi berganti. PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) mengakusisi rencana pembangunan proyek ini.
Sebelumnya, rencana pendirian pabrik soda ash pertama di Indonesia ini akan digarap oleh PT Kaltim Parna Industri. Belakangan produsen amonia cair itu menarik diri.
Pabrik akan didirikan di kawasan industri milik PT Kaltim Industrial Estate (KIE). Di mana, akan bersebelahan dengan PT Kaltim Amonia Nitrat (KAN).
Saat ini, pemerintah sudah menerima proposal dari Pupuk Kaltim. Bersamaan dengan itu, revisi dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) dari PT KIE juga tengah berjalan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang, Asdar Ibrahim mengatakan, proses perizinan untuk proyek ini tengah berjalan. Dirinya mengaku tidak tahu nilai investasi yang akan ditanamkan. Ia menyarankan agar menggali informasi ke Pupuk Kaltim.
"Detailnya bisa ditanyakan langsung ke PKT. Yang jelas Pemkot hanya menunggu progres lanjutan saja," kata Asdarnya, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Minggu (16/1/2022).
Vice President Komunikasi Korporat, Pupuk Kaltim, Tommy Johan Agusta membenarkan kabar tersebut. PKT diakui sudah mengambil alih proyek ini.
Industri petrokimia terbesar se-Asia Tenggara ini, lanjut Tommy, sangat siap menjajal industri soda ash. Apalagi, bahan baku abu soda ini diperoleh dari emisi pabrik dan amonia hasil produksi Pupuk Kaltim.
"PKT memiliki kapasitas untuk mengoptimalkan seluruh potensi bahan baku yang dimiliki untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan nilainya," ujarnya.
Baca Juga: Program Rehabilitasi Terumbu Karang Pupuk Kaltim Telah Berjalan 12 Tahun
Kehadiran proyek ini juga menjadi alternatif bagi perusahaan untuk menciptakan industri hijau. Lantaran Pupuk Kaltim mengelola emisi dari pabrik dan menjadikannya sebagai bahan baku dari produk lain yang dihasilkan perusahaan, diantaranya adalah soda ash.
"Dengan begitu, PKT pun dapat menurunkan emisi yang ada sehingga tercipta bisnis yang lebih hijau. Disisi lain, tercipta pula praktik ekonomi sirkular yang menjanjikan," tandasnya.
Hingga berita ini selesai ditulis, permintaan konfirmasi ke Kaltim Parna Industri masih belum ditanggapi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
BMKG Prediksi Hujan Tinggi, BPBD Siapkan Skenario Darurat di Kaltim
-
Skor Integritas Merosot, Kutim Tegaskan Komitmen Perbaiki Tata Kelola
-
Kukar Pangkas Anggaran Seremonial demi Pembangunan dan Sinergi dengan IKN
-
Mahulu Gaet Akademisi Rumuskan Kebijakan Hijau Berkelanjutan
-
Pemkot Samarinda Mediasi Tunggakan RSHD, Nilai Utang Capai Rp 30 Miliar