Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 27 Januari 2022 | 12:57 WIB
Mandau Terbang, Senjata dari Suku Dayak Kalimantan (dok. istimewa)

Masyarakat adat Kalimantan percaya bahwa batu meteorit itu diyakini berasal dari nenek moyang orang Dayak yang tinggal di surga. Mereka menganggap batu itu sebagai hadiah ilahi bagi keturunan mereka di bumi.

Meskipun mandau Batu memiliki bobot yang relatif ringan, Mandau jenis ini merupakan pisau yang sangat padat dan tajam. Karena soliditas dan ketajamannya yang luar biasa hingga memungkinan untuk memotong paku besi menjadi dua bagian dalam satu tebasan tanpa meninggalkan bekas pada pisau.

Jelas, mandau Batu adalah barang pusaka yang sangat sakral yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan dengan demikian tidak dapat dijual atau dibeli.

Berikut ini desain Mandau. Jenis kayu suci dari pohon hutan tertentu digunakan untuk mengukir gagang mandau.

Baca Juga: Majelis Adat Sunda Kecam Ucapan Edy Mulyadi soal Kalimantan: Sudah Kurang Ajar

Ada beberapa karakteristik yang berbeda dari mandau dari berbagai kelompok orang Dayak seperti Suku Dayak Maanyan, Dayak Mbalan, Dayak Bahau, dan Dayak Ngaju.

Panjang rata-rata bilah mandau adalah sekitar 50-70 sentimeter, dan memiliki tepi yang tajam. Biasanya lebar mandau adalah sekitar 4,5 cm di bagian terluas pisau, dan 3,5 cm di bagian terkecil.

Panjang bilah mandau ini adalah 66,5 cm dan lebarnya 3,5 cm. Ini terbuat dari baja bermata tunggal yang berat, diukir dan dipahat dengan desain berulang di sepanjang tepi.

Demikian asal usul Mandau Terbang.

(Mutaya Saroh)

Baca Juga: Sejarah Pasukan Merah Dayak, Kelompok Elite yang Minta Edy Mulyadi ke Kalimantan untuk Dihukum Adat

Load More