SuaraKaltim.id - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Diskes Kaltim) Masitah mengaku, ada sedikit kenaikan kondisi malnutrisi warga Kaltim selama dua tahun sejak pandemi Covid-19.
Walaupun mengalami kenaikan, namun menurutnya hal itu masih dalam kondisi normal. Dia juga mengaku penanganan terkait hal itu juga segera dilakukan ketika ada laporan.
"Berdasarkan laporan yang masuk secara berjenjang dari puskesmas, masih ada ditemukan warga yang kurang gizi namun dalam ambang batas ringan dan segera mendapat penanganan berupa PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dengan pantauan dari puskesmas setempat," katanya, melansir dari ANTARA, Senin (28/2/2022).
Selain itu, hal tersebut juga terlihat dari hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di 2021, bahwa terjadi penurunan angka stunting (tinggi anak di bawah rata-rata atau pendek) dari 29,2 persen menjadi 22,8 persen. Lalu, angka wasting (kurus) dari 7,5 persen menjadi 8,1 persen dan underweight (berat badan kurang) dari 10,8 persen menjadi 16,2 persen.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Riau Meningkat, Pekanbaru Paling Banyak
Dia menjelaskan, penyebab warga Kaltim kekurangan gizi di antaranya karena ketidaktahuan tentang menu gizi seimbang, pola asuh anak dengan benar ataupun faktor ekonomi yang rendah.
"Misalnya di suatu daerah di pesisir laut yang banyak menghasilkan ikan namun karena ketidaktahuan tentang gizi yang terkandung dalam ikan tersebut atau pun karena desakan ekonomi ikan tersebut dijual untuk memenuhi kebutuhan lainnya," terangnya.
Dia mengungkapkan, mayoritas kurangnya asupan gizi warga di Kaltim saat ini terjadi pada usia balita, yang terlihat saat pengukuran dan pemantauan pertumbuhan.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar orangtua balita setiap bulannya dapat melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anaknya secara teratur, ke posyandu terdekat atau melakukan pengukuran dan pemantauan secara mandiri.
Dia pun menyebutkan, Diskes Kaltim sudah melakukan berbagai upaya dalam menangani masalah warga yang kekurangan gizi. Seperti melakukan bimbingan konseling, pemberian PMT dengan pemantauan secara berkala, serta koordinasi bersama aparat setempat.
Sementara upaya preventif yang dilakukan agar warga tidak kekurangan gizi yakni meliputi sosialisasi tentang gizi seimbang secara berjenjang dengan melibatkan insitusi pendidikan, organisasi profesi dan organisasi masyarakat. Serta OPD terkait.
Berita Terkait
-
Posko Arus Balik PKT di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Disambut Hangat Pemudik
-
PKT Buka Posko Mudik BUMN di Bandara Sepinggan
-
Pupuk Kaltim Fasilitasi 366 Pemudik Asal Bontang dan Samarinda
-
Siapkan Stok Pupuk Subsidi Lebih Dari 257 Ribu Ton, Pupuk Kaltim Dukung Ketahanan Pangan
-
Berhasil Pertahankan PROPER Emas ke-8, Pupuk Kaltim Perkuat Posisi Sebagai Pelopor Keberlanjutan
Tag
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Hutan Dicuri Tambang, Unmul Tuntut Keadilan dan Penegakan Hukum
-
Unmul Wisuda 1.534 Mahasiswa, Rektor Tegaskan Dukungan untuk Pendidikan Merata di Kaltim
-
Misteri Penyerobotan 3,2 Hektare Lahan KHDTK Unmul Dibongkar Bertahap
-
Menteri PU Akan Presentasi Terakhir soal Desain Legislatif IKN ke Presiden Prabowo
-
BMKG Peringatkan Pasang Laut 2,8 Meter di Pesisir Kaltim pada 1516 April