SuaraKaltim.id - Investasi proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kaltim yang sebelumnya ingin dilakukan SoftBank Group, ternyata batal terlaksana. Dipastikan, SoftBank Group mundur dari mega proyek tersebut.
Timbul pertanyaan di ruang publik. Yakni, apakah batalnya investasi SoftBank Group akan membatalkan pembangunan IKN Nusantara?
Hal itu dijawab oleh Ekonom dari CORE Indonesia Piter Abdullah. Ia menilai, batalnya SoftBank Group berinvestasi di IKN Nusantara tak akan membuat pembangunannya batal.
Menurutnya, pembangunan IKN tetap akan berjalan. Hanya saja perlu ekstra dari otorita IKN Nusantara untuk mencari dana pembangunan mega proyek.
"Batalnya SoftBank tidak berarti pembangunan IKN menjadi terancam gagal. Ini memang tantangan pemerintah khususnya kepala otorita IKN untuk mensinergikan semua potensi melakukan pembangunan IKN. Termasuk meyakinkan semua investor," ujarnya, Rabu (15/3/2022).
Ia juga menilai batalnya SoftBank Group berinvestadi di IKN Nusantara juga merupakan hal yang wajar. Sebab, SoftBank Group merupakan perusahaan yang berorientasi profit.
Ia menegaskan alasan itu, tentu membuat SoftBank Group akan mengedepakan keuntungan dalam berinvestasi untuk hal apapun. Termasuk pembangunan IKN Nusantara.
"Mereka batal investasi bisa dikarenakan banyak faktor. Salah satunya faktor internal mereka sendiri," ucapnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara melihat batalnya SoftBank berinvestasi di IKN karena melihat kondisi politik di dalam negeri terkait dengan pembangunan IKN Nusantara.
Baca Juga: Ternyata Presiden Jokowi Batal Kunjungi Vaksinasi SD Negeri 004 Sepaku, Anak-anak Kecewa
"Ada indikasi kuat risiko politik pembangunan IKN cukup tinggi. Terlebih kegaduhan belakangan soal perpanjangan masa jabatan presiden membuat investor memilih wait and see. Investasi di IKN bukan jangka pendek, tapi butuh kepastian jangka panjang. Dikhawatirkan risiko politik terkait pemilu akan membuat proyek IKN terkendala, bahkan bisa berhenti total," jelasnya.
Selain itu, ia menambahkan, faktor perang di Ukraina juga membuat Investor lebih melihat dan menunggu untuk berinvestasi. Perang tersebut membuat harga produk-produk di negara maju tinggi dan berimbas pada biaya pembangunan IKN yang naik signifikan.
"Biaya besi baja, barang material konstruksi pun akan mengalami kenaikan imbas dari terganggu nya rantai pasok global. Hal ini pernah terjadi saat pembangunan ibu kota negara di Putrajaya-Malaysia saat krisis moneter 1998, membuat biaya pembangunan naik signifikan," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Ridwan Kamil Mengaku Kehilangan Tokoh Intelektual Terbaik dan Inspiratif
-
Dewan Adat Dayak Usulkan Redistribusi Tanah Objek Reforma Agraria di IKN, Jokowi Langsung Tanya Berapa Jumlah KKnya
-
Geger, Banyak Jet Pribadi Diduga Milik Pejabat Parkir di Balikpapan Saat Ritual di Titik Nol IKN, Publik: 'Sederhana'
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
Terkini
-
Bocoran Huawei Mate 80, Dikabarkan Punya RAM 20GB Jelang Peluncuran
-
Truk Sawit di Kaltim Wajib Pakai Plat KT untuk Tingkatkan Pendapatan Daerah
-
3 Link DANA Kaget Hari Ini Senilai Rp260 Ribu, Rebut Kejutan Cuannya
-
Gubernur Kaltim Janji Insentif Guru Non ASN Berlanjut hingga 2030
-
5 Sunscreen Terbaik untuk Pelajar dan Mahasiswa, Harga Mulai 18 Ribuan