Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Rabu, 16 Maret 2022 | 19:07 WIB
Sebuah kendi yang berisi tanah dan air dari seluruh provinsi se-Indonesia usai seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww]

SuaraKaltim.id - Ritual penyatuan tanah dan air di Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ternyata bukan ritual biasa. Menurut Ketua Persatuan Dukun Nusantara Gus Abdul Fatah, ritual yang digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan diikuti 34 Gubernur se-Indonesia itu tak bisa dianggap remeh.

Ia membeberkan, penyatuan tanah dan air di dalam kendi bernama Nusantara itu merupakan kegiatan yang kental dengan mistis. Hal tersebut sering dilakukan oleh beberapa tokoh pada masa lalu.

Bahkan katanya, ritual semacam ini harus dilakukan tiap 100 tahun sekali. Pemilihan tahun yang dilakukan Presiden Jokowi, yakni 2022, disebut merupakan tahun yang pas untuk menggelar ritual tersebut.

“Kayak Syeh Subakir itu dulu, biar tentram negeri ini ada sesuatu yang ditanam. Dan prosesi itu harus ada pembaharuan selama 100 tahun sekali. Saya kira yang tepat adalah Pak Jokowi. Karena prosesi pembaharuan ini dilakukan 100 tahun sekali. Mungkin 100 tahun lagi juga akan ada tokoh seperti Pak Jokowi,” katanya, melansir dari WartaEkonomi.co.id--Jaringan Suara.com, Rabu (16/3/2022). 

Baca Juga: Jokowi Gelar Rapat Soal Minyak Goreng, Warganet Rewel Minta Menteri Ini Dipecat

Katanya pula, biar bagaimanapun kehidupan manusia bergandengan dengan alam supranatural. Maka, diperlukan keselarasan dan harmonisasi antara alam milik manusia dan alam yang lain.

“Sudah pasti karena memang kita hidup berdampingan dengan alam supranatural. Dan ada yang membersamai kita. Dan itu perlu kita menghormati, sehingga muncul harmonisasi alam dan cita-cita memperbarui semangat persatuan dan kesatuan bangsa,” tambahnya.

Ritual Kendi Nusantara itu tuai kritikan dari beberapa tokoh. Salah satunya datang dari kelompok Persaudaraan Alumni (PA) 212. Mereka menilai Jokowi mengalami kemunduran karena masih meyakini hal-hal yang berkaitan dengan klenik.

Bahkan kelompok ini menuding acara itu digelar untuk mengundang jin. Karena dianggap kegiatan mistis.

“Sudah pasti karena memang kita hidup berdampingan dengan alam supranatural. Dan ada yang membersamai kita. Dan itu perlu kita menghormati, sehingga muncul harmonisasi alam dan cita-cita memperbarui semangat persatuan dan kesatuan bangsa,” tambahnya.

Baca Juga: Punya Sumber Daya Melimpah, Jokowi Inginkan Indonesia Jadi Pemain Penting untuk Industri Mobil Listrik

Tak hanya dari kelompok PA 212, masyarakat pengguna media sosial (Medsos) Twitter juga banyak mencibir ritual itu. Hal ini kemudian membuat tagar #RitualSyirik sempat trending pada Selasa (15/3/2022) kemarin. Mayoritas dari warganet menilai ritual itu sesat dan bertentangan dengan ajaran Islam.

Pengamat politik Ubedilah Badrun juga menuturkan hal senada. Ia menganggap apa yang dilakukan Presiden Jokowi itu merupakan bentuk politik klenik.

Load More