SuaraKaltim.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan bangga memamerkan pencapaian pembangunan jalan tol sejak memimpin dari 2014 hingga kini. Hal itu ia lakukan dan diunggah dalam akun media sosial Twitter miliknya @jokowi beberapa waktu lalu.
“Selama 40 tahun, Indonesia hanya mampu membangun 780 km jalan tol. Maka, mulai tahun 2014 itu, pemerintah mendorong percepatan pembangunan jalan tol di Trans-Jawa, Trans-Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Berapa Panjang jalan tol yang kita bangun 7 tahun terakhir? 1.900km,” kata orang nomor satu di Bumi Pertiwi itu, dilansir dari WartaEkonomi.co.id--Jaringan Suara.com, Minggu (17/4/2022).
Pernyataan ini mendapat banyak tanggapan dari warganet. Termasuk Achmad Nur Hidayat MPP, seorang Pakar Kebijakan Publik. Dalam keterangan resmi yang diterima pada Sabtu (16/4/2022) kemarain, ia menyebut, di pertanyaan itu ada miss leading yang dilakukan Jokowi.
"Pertanyaanya buat apa 1.900 km kalau kemudian masyarakat masih menderita, dalam arti nilai kemanfaatan tidak dirasakan masyarakat," ucapnya.
Ia melanjutkan apakah kemudian rantai distribusi bahan sembako sebagai contoh menjadi lebih baik sehingga harga bisa murah. Namun ia menegaskan justru hal lainnya.
"Ternyata tidak. Artinya adanya jalan tol yang dibangun direzim ini tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat," tegasnya.
Ia menambahkan, apakah layak pembangunan jalan tol tersebut dianggap sebuah prestasi. Karene menurutnya, yang terjadi kini pembiayaan yang secara jor-joran itu menggunakan dana hutang yang besarnya sampe kurang lebih Rp 5 ribu triliun.
"Tentunya ini sangat tidak layak karena siapapun presidennya untuk membangun apapun dengan hutang itu pasti bisa. Yang ujungnya menjadi beban yang harus ditanggung oleh rakyat untuk waktu yang sangat panjang," jelas Ketua Pusat Studi Ekonomi Politik UPN Veteran Jakarta ini.
Ia menyebut, yang mengkhawatirkan adalah tarif tol yang semakin tinggi. Artinya, jalan tol ini hanya untuk kepentingan bisnis semata.
Baca Juga: Kaesang Pangarep Cerita Jokowi Mengeluh Sudah Tak Kuat Lagi, Penyebabnya Karena Ini
"Pengguna jalan tol hanya para pemilik mobil. Rakyat kecil tidak merasakan kemanfaatannya. Dikatakan prestasi jika rezim mampu mendatangkan pendapatan negara yang tinggi dan membiayai itu semua dan memberikan dampak kepada kesejahteraan rakyat banyak maka pembangunan jalan tol tersebut patut diacungi jempol," pungkasnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Dr. Dave dan James Kawal Sengketa Tanah Kariangau: Harus Objektif dan Transparan
-
Dishub Permanenkan Jalur Satu Arah di Jalan Abul Hasan Samarinda
-
BGN Akui Mahakam Ulu Masih Jadi 'Blank Spot' MBG di Kaltim
-
Pemerintah Pusat Suntik Rp 100 Miliar untuk Perkuat Infrastruktur Sekitar IKN
-
Lahan 5.298 Meter Persegi Jadi Sengketa, Masa Depan RSHD Samarinda Tak Jelas