SuaraKaltim.id - Pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) per September 2022 bertambah menjadi 50 orang. Dari total tersebut, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjarbaru mengemukakan, sebagian besar terdeteksi di kelompok lelaki seks lelaki atau homoseksual.
Sekretaris KPA Kota Banjarbaru Edi Sampana mengemukakan, dengan temuan tersebut, akumulatif pengidap HIV di ibu kota provinsi Kalsel tersebut bertambah menjadi 410 orang, terhitung sejak 2005 hingga 2022. Ia mengemukakan, jika pengidap HIV banyak ditemui di RS Idaman Banjarbaru dibandingkan Puskesmas.
"Kemarin ada mencek ke rumah sakit, banyak ditemukan pengidap HIV di sana ketimbang di puskesmas," katanya seperti dikutip Kanalkalimantan.com-jaringan Suara.com pada Selasa (27/9/2022).
Selama Pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 hingga saat ini, ia mengemukakan, ada empat pengidap HIV yang meninggal di RS Idaman Banjarbaru. Ia meyakini, hal tersebut terjadi lantaran berkurangnya aksi proaktif langsung ke daerah yang berpotensi terjadinya penularan.
Baca Juga: 351 Warga Jakarta Barat Terinfeksi HIV, Mayoritas Ibu Rumah Tangga
"Dulu sebelum pandemi ada kegiatan pro aktif langsung ke lokasi seperti karaoke, billiard, salon, namun setelah pandemi kegiatan itu diistirahatkan hingga sekarang," jelasnya.
Edi mengungkap, pengidap HIV di Banjarbaru mayoritas yang terdeteksi saat ini dari kelompok lelaki seks lelaki (homoseksual) dan ibu rumah tangga.
Padahal, sebelum pandemi, pengidap HIV lebih banyak dari pekerja seks komersil. Sementara hingga saat ini penularan HIV di Banjarbaru hampir 95 persen dari hubungan seksual dan ditularkan dari lelaki tidak setia.
"Mayoritas penularan lewat seksual, di Banjarbaru cukup banyak penularan dari laki-laki dengan laki-laki selain hubungan laki-laki dengan perempuan tanpa menggunakan kondom, dari ibu ke anak, transfusi darah dan jarum suntik sangat sedikit," jelasnya.
Adapun rata-rata pengidap HIV di Banjarbaru rentan umur 20 tahun keatas, sementara anak-anak terbilang sedikit.
Baca Juga: Penderita HIV/AIDS di Surabaya Melonjak, Didominasi Kelompok Usia Pekerja
"Lebih banyak 20 tahun ke atas dan orang tidak mampu, kalau anak-anak (di bawah 15 tahun) kurang dari 10 orang ini disebabkan sebagian besar dari ibunya atau sementara hanya sedikit dari transfusi darah," tuturnya.
Lebih lanjut, anggaran KPA bisa meningkat untuk memudahkan tracking HIV di Kota Banjarbaru, serta pencegahan penularan melalui penyuluhan.
“Yang jelas anggaran ditingkatkan, SDM kita cukup tidak kurang dan berlebih,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 7 Rekomendasi Mobil Jepang Bekas Tahun Muda Mulai Rp60 Jutaan, Cocok Dipakai Harian
- 5 Rekomendasi Mobil Sedan Bekas di Bawah Rp50 Juta, Performa Masih Tangguh
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
Pilihan
-
Timses Prabowo Gibran Masuk Jajaran Dewan Komisaris Pertamina, Intip Rekam Jejaknya
-
Setelah BMW, Kini Kaesang Muncul dari Balik Pintu Mobil Listrik Hyptec HT
-
8 Rekomendasi Printer Termurah dan Terbaik untuk Mahasiswa, Harga di Bawah Rp1 Juta
-
Pesawat Air India Boeing 787 Jatuh Setelah Lepas Landas di Ahmedabad, Bawa 242 Penumpang
-
Sebut Ada Kejanggalan, Rismon Sianipar Bakal Cek Lokasi KKN Jokowi di Boyolali
Terkini
-
Harga Tak Sesuai HET, Elpiji 3 Kg Dijual Hingga Rp 40 Ribu di Samarinda
-
Skema PJLP dan Bantuan Modal Jadi Opsi Pemkot Bontang untuk Honorer Pasca-Penghapusan
-
IKN Butuh Pangan, Korea Selatan Investasi Rp 300 Miliar di Sektor Pertanian PPU
-
4 Syarat Beasiswa BSI Scholarship 2025 dan Cara Daftar: Kuliah Gratis, Uang Saku Rp 1,5 Juta!
-
EBIFF 2025, Strategi Kaltim Dorong Ekonomi Kreatif dan Produk Lokal Go Global