SuaraKaltim.id - Hasil survei terbaru Voxpol Center Research and Consulting menunjukkan, mayoritas responden tidak setuju calon presiden (Capres) harus orang Jawa.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, sebanyak 53,5 persen responden tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan calon presiden harus orang Jawa. Meskipun demografi responden mayoritas merupakan suku Jawa, yaitu 44,4 persen, disusul Sunda 13,3 persen, dan Melayu 5,2 persen.
Sedangkan responden yang setuju terdapat 38,3 persen, dan 8,2 persen lainnya tidak menjawab.
“Masih besar memang, 38,3 persen mengininkan orang Jawa harus jadi presiden. Maka kalau suku kita terbesar adalah Jawa, maka kemungkinan presiden kita dari Jawa,” ujar Syarwi Chaniago, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa (27/12/2022).
Baca Juga: NU Jawa Barat Hari Ini Undang Ridwan Kamil untuk Klarifikasi Klaim Sepihak Bantuan Rp1 Triliun
Syarwi menjelaskan survei Voxpol dilakukan pada 7 November 2022 dengan melibatkan 1.220 responden di 34 provinsi dengan tingkat kesalahan kurang lebih 2,81 persen.
Survei Voxpol menunjukkan mayoritas publik atau 77,6 persen sudah mengetahui penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Kendati, tidak sedikit pula yang belum mengetahui pemilu yakni 22,4 persen.
Selain itu, hasil survei juga menunjukkan pemilu presiden diikuti dua pasang kandidat. Sementara 32,2 persen lainnya menginginkan diikuti lebih dari tiga pasang kandidat dengan alasan agar publik mendapatkan pilihan pemimpin alternatif dan tidak terjadi perpecahan di masyarakat.
“Dua calon presiden itu berhasil membuat keterbelahan. Buktinya keterbelahan yang kita rasakan sekarang ini,” tambahnya.
Tanggapan Parpol
Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu mengatakan, Indonesia terdiri dari banyak suku dan pulau. Karena itu, sangat mungkin jika presiden Indonesia berasal dari luar suku atau pulau Jawa.
Baca Juga: Hari Baik Kalender Jawa Bulan Januari 2023, Cocok untuk Gelar Hajatan
“Kalau pertanyaannya mungkin tidak dari luar Jawa? Sangat mungkin. Tinggal kapan, apakah satu periode atau dua periode lagi. Tapi menurut saya, kita harus berani membuka peluang itu,” tuturnya.
Berita Terkait
-
Kang Dedi Mulyadi Ngomel Lihat Jemuran CD di Pinggir Jalan, Ya Allah Enggak Kira-kira
-
Riset Samsung: Anak Muda Indonesia Mulai Gunakan AI untuk Belajar
-
Taj Yasin Minta Jaga Kualitas Makanan Program MBG: Bukan Sekadar Bagi-bagi Makan!
-
Cara Hitung Hari Baik untuk Menikah Menurut Primbon Jawa dan Tradisi di Bulan Syawal
-
5 Manfaat Ginseng Jawa untuk Vitalitas yang Jarang Kamu Tahu
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Dampak IKN, Babulu Diusulkan Punya Rumah Sakit Sendiri
-
Cuma Janji, Gaji Tak Dibayar, Karyawan RSHD Samarinda Mengadu ke Disnaker
-
650 Warga Kaltim Terdampak Dugaan BBM Tercemar, Pemprov Turun Tangan
-
Link DANA Kaget Aktif 17 April 2025: Siap-Siap Dapat Saldo Gratis
-
Maruarar Panggil AHY dan Basuki, Bahas Nasib Tower Hunian IKN