SuaraKaltim.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau merekap angka kejadian bencana alam yang terjadi selama 2024.
Ia memaparkan, potensi bencana berupa kebakaran masih rentan. Di mana terhitung jika kebakaran hutan dan lahan menempati posisi pertama dengan jumlah 63 kasus dengan luasan mencapai 154 hektare.
Disusul kebakaran permukiman 40 kasus dengan korban terdampak 265 kepala keluarga (KK) dan korban meninggal 1 orang. Kebakaran permukiman yang menelan korban tersebut terjadi di Kampung Batu Putih pada November lalu.
Adapun insiden air, tercatat kecelakan air ada 1 kasus dengan jumlah korban 2 orang. Sedang orang tenggelam 8 korban pada 8 kasus yang berbeda.
Baca Juga: Akmal Malik Dorong Pemerintah Daerah Dukung Produk UMKM Berau ke Pasar Nasional
Berikutnya, ada bencana hidrometeorologi atau bencana yang disebabkan akibat perubahan iklim air dan angin. Dimana tanah longsor terjadi 1 kali, berikutnya banjir ada 4 kasus 218 KK terdampak sedang korban jiwa mencapai 721 orang.
"Selain itu ada juga cuaca ekstrem 4 kasus dan gempa bumi 1 kasus," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, dikutip dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa (31/12/2024).
Demikian tercatat total kasus, 121 insiden. Korban jiwa, 11 orang ada 483 kepala keluarga dan 1.310 orang terdampak. Rekap tersebut, menurut Nofian masih perlu ditekan agar angka korban jiwa dengan kasus yang sama tidak semakin bertambah di tahun mendatang.
Menuturnya, sejumlah langkah pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya, upaya mengurangi risiko bencana (mitigasi) secara struktural atau melalui lembaga lain dengan tugas penanggulangan yang sama maupun non struktural atau berupa edukasi dan sosialisasi ke masyarakat.
"Bisa juga dengan pelatihan gabungan dan pemberian bantuan kepada masyarakat yang terdampak," katanya.
Baca Juga: Akmal Malik Usulkan Wisata Eksklusif di Maratua, Lindungi Ekosistem Kakaban dan Ubur-Ubur
Ditanya terkait kesiapan armada dan sumber daya manusia (SDM), Nofian tak menampik jika kedua faktor tersebut kerap menjadi keluhan petugas di lapangan. Hanya saja, langkah lain untuk mengatasi itu adalah dengan membentuk tim reaksi cepat (TRC) multisektor.
Berita Terkait
-
Publik Lebih Percaya Pemadam Kebakaran, Pramono Anung: Suami Istri Berantem? Damkar
-
Kisah Sugianto: Pekerja Migran Indonesia Jadi Pahlawan di Korea Selatan!
-
Bencana Hidrometeorologi Mengintai Yogyakarta, Status Siaga Diperpanjang!
-
Indonesia di Ambang Bencana Megathrust? Ini Daftar 13 Wilayah Paling Terancam
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Dampak IKN, Babulu Diusulkan Punya Rumah Sakit Sendiri
-
Cuma Janji, Gaji Tak Dibayar, Karyawan RSHD Samarinda Mengadu ke Disnaker
-
650 Warga Kaltim Terdampak Dugaan BBM Tercemar, Pemprov Turun Tangan
-
Link DANA Kaget Aktif 17 April 2025: Siap-Siap Dapat Saldo Gratis
-
Maruarar Panggil AHY dan Basuki, Bahas Nasib Tower Hunian IKN