"Makanya saya minta, perusahaan harus punya pengawasan sendiri dan kami pemerintah juga harus punya pengawasan secara berkala sehingga tidak terjadi hal seperti ini," tegasnya.
Terkait insiden dugaan pencemaran di perairan Bontang Lestari, karena dugaan kelalaian pekerja perusahaan, nelayan jadi terdampak.
Hasil tangkapan mereka berkurang, praktis penghasilannya pun ikut seret.
"Kalau hasil lab membuktikan akibat kelalaian lerusahaan, maka jadi tanggung jawab perusahaan memberikan kompensasi terhadap nelayan itu," tandasnya.
Laut Bontang Tercemar? Ribuan Ikan Mati, Nelayan Rugi Besar
Ribuan ikan ditemukan mati mengambang pada Jumat (20/03/2025) lalu di perairan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan.
Nelayan setempat mencurigai, matinya ribuan ikan ini akibat terpapar limbah cair buangan PT Energi Unggul Persada (EUP).
Salah seorang nelayan di Bontang Lestari mengatakan, fenomena matinya ribuan ikan di sekitar perairan PT EUP sejatinya bukan kali pertama terjadi.
Ia menyebut ini adalah kejadian berulang, dan sudah berlangsung sejak bertahun-tahun lalu.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 20 Maret 2025
Namun, kejadian serupa yang kembali terjadi pada Jumat (20/03/2025) yang sempat diunggah di media sosial dan viral adalah terburuk dalam beberapa tahun terkahir.
Menurutnya, sebaran ikan yang mati pun lebih luas, hingga 4 kilometer dari bibir pantai terluar.
"Sudah lama itu (ikan mati mengambang). Mungkin dua tahunan. Tapi tidak ada responnya kalau warga protes," kata nelayan yang enggan disebutkan namanya itu ketika dihubungi Minggu (23/03/2025) petang, dikutip dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu (26/03/2025).
Nelayan setempat menduga matinya berbagai jenis ikan akibat buangan limbah PT EUP.
Pasalnya, di sekitar areal tangkapan nelayan, yang juga lokasi matinya ribuan ikan, bersisian dengan tempat pembuangan limbah perusahaan pengolah CPO itu.
Dugaan ini semakin menguat, pasalnya di perairan dekat tempat pembuangan limbah PT EUP, kondisinya memperihatinkan. Airnya kehitaman dan berbau tak sedap laiknya comberan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Sunscreen Terbaik untuk Pelajar dan Mahasiswa, Harga Mulai 18 Ribuan
-
5 Link DANA Kaget untuk Tambahan Belanja, Saldo Rp397 Ribu Langsung Cair
-
5 Link DANA Kaget Terbaru di Hari Minggu, Saldonya Bernilai Rp499 Ribu
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser